Kamis 20 Feb 2014 11:51 WIB

Ribuan Rumah Rusak Parah, Warga Korban Kelud Butuh Jutaan Genteng

Dampak letusan Gunung Kelud
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Dampak letusan Gunung Kelud

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pascabencana erupsi Gunung Kelud di Kabupaten Kediri membuat ribuan rumah rusak parah. Tercatat ada 15.717 rumah warga rusak.

Data dari Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Kediri, Rabu (19/2), rumah rusak berada di empat kecamatan yakni Kecamatan Puncu, Kepung, Ngancar, dan Plosoklaten.

Dari empat kecamatan tersebut, Puncu merupakan kecamatan yang paling parah. Sebagian besar rumah rusak berat berada di Kecamatan Puncu yang mencapai 3.488 unit. Berdasarkan laporan tim Disaster Emergency and Relief Management Aksi Cepat Tanggap (DERM ACT), suasana di Dusun Ledokan, Lahar Plang, Kec Puncu pascabencana erupsi Gunung Kelud sebanyak 28 KK seluruhnya rusak parah.

Sebagian warga telah kembali ke desanya, memperbaiki rumah dengan material seadanya, bantuan yang masuk masih sangat terbatas. Pantauan tim ACT, penduduk masih sangat tergantung dari uluran tangan para donatur karena mereka belum bisa beraktivitas seperti sedia kala.

Presiden ACT Ahyudin memimpin langsung tim, membuka akses ke zona 0 – 5 km dari pusat bencana erupsi Gunung Kelud. “Ribuan rumah tak mungkin bisa dihuni lagi karena atapnya hancur. Hari ini baru bisa menyaksikan betapa besarnya bencana Kelud ini,” ujar Ahyudin, yang langsung melaporkan dari lapangan bersama tim DERM ACT, Kamis (20/2).

Ahyudin langsung memerintahkan tim untuk secepatnya mendirikan posko aksi di Kecamatan Puncu. ACT akan memprioritaskan program emergency dan recovery di Kecamatan Puncu ini. “Di sini mayoritas masyarakatnya kaum dhuafa. Ditambah bencana erupsi Kelud ini mereka bertambah menderita. Tapi masyarakatnya sangat ramah dan humanis,” tambah Ahyudin.

Rumah rusak berat tercatat mencapai 6.024 unit. Sebanyak 4.605 rumah rusak sedang dan 5.088 rumah masuk kategori rusak ringan. Sementara rumah rusak sedang mencapai 937 unit dan tidak ada rumah yang hanya rusak ringan. Rumah rusak berada di tiga desa yakni Puncu, Asmorobangun, dan Satak.

Sementara di Kecamatan Kepung, rumah rusak berat tercatat 2.288 unit dan sedang sebanyak 318 unit. Rumah rusak tersebar di Desa Kebonrejo, Desa Kampungbaru, dan Desa Besowo. Sedangkan di Kecamatan Ngancar, rumah rusak berat sebanyak 143 unit di 10 desa. Rumah rusak sedang sebanyak 3.350 unit dan rusak ringan sebanyak 5.088 unit.

ACT menargetkan untuk merehabilitasi sekitar 5.000 rumah dengan menyiapkan 1.000 genteng setiap rumahnya. Jadi, total genteng yang diperlukan 5 juta buah genteng dengan harga perkiraan Rp 1.750 per buah untuk genteng standar mantili.

"Kita lakukan recovery (rehabilitasi) secara bertahap,"kata Ahyudin.

Dampak erupsi Gunung Kelud yang diiringi dengan banjir lahar dingin ini tak hanya meluluhlantakan ribuan rumah penduduk, kerusakan juga menimpa tanaman sayuran seperti cabe rawit yang siap dipanen, 1 hektare lebih hancur.

Tim ACT menyusuri korban erupsi gunung Kelud yang tengah melihat kebunnya di Sukomoro, Desa Puncu, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Mayoritas perkebunan milik rakyat dan Perhutani di wilayah ini rusak terkena erupsi kelud dan dipastikan gagal panen.

Anom (25), saat ditemui tim ACT di kebunnya pada radius sekitar 4 km dari puncak Kelud terlihat pasrah, tatap matanya kosong, untuk sekadar tersenyum terasa berat, seolah tak ada harapan lagi dalam kehidupannya. Anom tak bisa berbuat apa-apa ketika tanaman cabenya usia tiga bulan yang hampir panen dengan luas 5 hektare tiba-tiba musnah terkena letusan Kelud.

"Saya telah menghabiskan modal hampir Rp 20 juta untuk tanaman cabe ini,"kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement