Kamis 20 Feb 2014 11:38 WIB

Tidak Manusiawi, Bantuan Pengungsi Sinabung Dicuri

Pengungsi erupsi Gunung Sinabung
Foto: Antara
Pengungsi erupsi Gunung Sinabung

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pengamat sosial dari Universitas Sumatera Utara USU)  Suwardi Lubis mengatakan sungguh tidak manusiawi jika koordinator sumbangan bencana erupsi Gunung Sinabung mencuri bantuan makanan untuk pengungsi dan menjualnya ke sebuah toko di Kabanjahe.

Perbuatan yang yang dilakukan tiga koordinator bantuan sumbangan bencana erupsi gunung Sinabung di Posko Masjid Agung Kabanjahe sangat keterlaluan dan tidak memperhatikan lagi kepentingan masyarakat banyak.

Ia mengaku heran kordinator sampai hati mengambil bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Sinabung dan menjualnya untuk kepentingan pribadi "Padahal, masih banyak para pengungsi di Kabupaten Karo yang masih memerlukan bantuan makanan tersebut," ucap Suwardi, Kamis (20/2).

Dia menyebutkan, tiga koordinator yakni Antoni Tarigan (48 tahun), Ali Rahmat (39) dan Napoleon (39) warga Kabupaten Karo yang menggelapkan bantuan pengungsi Sinabung harus diberikan sanksi hukuman berat, sehingga tidak terulang lagi perbuatan melanggar hukum itu.

"Dengan menjual makanan pengungsi tersebut, dikhawatirkan bantuan yang diberikan donatur itu akan habis, dan bisa menimbulkan kelaparan bagi warga Karo yang sedang ditimpa musibah tersebut," ujar Suwardi.

Oleh karena itu, katanya, Pemerintah Kabupaten Karo dan Satgas Penanggulangan Bencana dapat mengawasi ketat masuknya bantuan makanan untuk pengungsi. 

"Segala bantuan untuk pengungsi tersebut jangan sampai ada yang hilang atau diambil oleh orang yang tidak bertanggung jawab, karena ini jelas merugikan pengungsi," ucap dia.

Suwardi menambahkan, bantuan untuk pengungsi Sinabung itu dapat dijaga aparat kepolisian atau TNI AD, sehingga tidak ada lagi pengungsi yang macam-macam. "Kita berharap tidak ada lagi bantuan pengungsi Sinabung itu yang disalahgunakan oleh orang ingin memperkaya diri sendiri," kata Suwardi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement