REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Potensi terjangan lahar hujan susulan dari Gunung Kelud masih relatif besar. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengamati belum semua material vulkanik hasil erupsi dibawa lahar hujan.
"Deposit belum mengalir semua," ujar Penanggungjawab Gunung Api Jateng-Jatim PVMBG, Umar Rosadi di Kediri, Rabu (19/2).
Lahar hujan bisa terjadi saat puncak Kelud diguyur hujan deras. Pada Selasa (19/2) sore, hujan deras selama satu jam memicu terjangan lahar hujan di tiga kecamatan di Kediri. Hujan yang masih sering terjadi di Gunung Kelud membuat potensi lahar hujan semakin besar.
Saat terjadi lahar hujan, Selasa (19/2) sore, PVMBG mencatat ada letusan sekunder di sepanjang sungai. Letusan tersebut tidak terjadi di kawah Kelud. Letusan terjadi karena endapan panas bercampur air hujan.
Letusan pada saat lahar hujan dipastikan PVMBG bukan berasal dari kawah Kelud. PVMBG menilai magma Kelud sudah habis. "Aktivitas magma tidak ada karena tidak ada lagi suplai magma baru," ungkap Umar.
Endapan material vulkanik Gunung Kelud diperkirakan bersuhu hingga 600 derajad celcius. Suhu lahar hujan semakin menurun mengikuti alur sungai. Namun, lahar hujan yang mengalir hingga 10 kilometer diprediksi masih panas.