REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG-- Kalangan pelaku wisata menyambut positif pembukaan kembali aktivitas kunjungan ke Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, meskipun masih sebatas Zona II Taman Wisata Candi Borobudur, mulai Rabu, terkait dengan dampak abu vulkanik Gunung Kelud.
"Kami menyambut positif pembukaan kembali Candi Borobudur untuk wisata, meskipun masih terbatas di zona II, belum bisa sampai di zona I karena akan memberi harapan baik untuk pedagang bisa memperoleh penghasilan dari jualan mereka," kata seorang pedagang souvenir di Zona II Luar TWCB yang juga Wakil Ketua Forum Rembug Klaster Kepariwisataan Candi Borobudur, Basiyo di Borobudur, Rabu.
Ia mengatakan hampir seminggu terakhir, setelah hujan abu Gunung Kelud di Jawa Timur yang sampai Borobudur, Jumat (14/2) pagi, para pedagang tidak bisa berjualan karena candi Buddha terbesar di dunia itu, ditutup untuk kegiatan wisata.
Akan tetapi, katanya, para pedagang juga terlibat dalam pembersihan kawasan TWCB, khususnya lingkungan mereka berjualan dan Candi Borobudur dari abu vulkanik Gunung Kelud. Basiyo yang juga Ketua Rukun Tetangga Pedagang Plaza Luar TWCB itu mengatakan bahwa keramaian wisatawan Candi Borobudur memengaruhi pendapatan yang baik para pedagang.
"Juga untuk pedagang yang di luar TWCB, juga memperoleh pendapatan yang baik, kalau kondisi pariwisata Borobudur telah pulih dari abu," katanya.
Ia menyatakan bisa mengerti kebijakan pengelola TWCB membuka aktivitas wisata Candi Borobudur masih dalam area terbatas di zona II karena upaya pembersihan candi dari abu vulkanik sesuai standar konservasi oleh petugas dan relawan hingga saat ini masih berlangsung.
Seorang pengurus Destination Management Organitation Local Working Group Kepariwisaan Candi Borobudur Umar Chusaeni juga menyambut positif kebijakan membuka kembali aktivitas wisata Candi Borobudur, meskipun masih terbatas di Zona II TWCB.
"Ini kebijakan sangat baik karena orang berkunjung ke Borobudur memang tidak harus naik ke candi, kalau memang belum memungkinkan. Kemegahan Candi Borobudur sebenarnya juga bisa dinikmati dari zona II," katanya.
Ia menyatakan kepentingan konservasi Candi Borobudur juga harus mendapat perhatian serius.
"Memang harapannya pembersihan dari abu segera selesai, kemudian dilanjutkan penelitian tingkat bahaya batu candi karena terkena abu vulkanik juga harus dilakukan. Harapannya segera bisa dibuka semua seperti sebelum terkena abu Gunung Kelud," kata Umar yang juga Koordinator Komunitas Seniman Borobudur Indonesia (KSBI) itu.
Ia mengemukakan kebijakan membuka kembali Candi Borobudur untuk aktivitas wisata, antara lain tentunya terkait dengan upaya menghidupkan kembali perekonomian masyarakat kawasan Borobudur dan pelaku wisata lainnya, setelah candi tersebut terdampak abu vulkanik Gunung Kelud.
Kepala Unit TWCB Bambang Irianto membenarkan bahwa mulai Rabu, aktivitas wisata Candi Borobudur dibuka kembali meskipun masih di area zona II. "Sampai sekitar pukul 08.00 WIB, ini sudah ada rombongan wisatawan pelajar dari Banyumas yang ke Borobudur, jumlahnya sekitar 50 siswa," katanya.
Pengunjung Borobudur, bisa menikmati berbagai fasilitas wisata di Zona II TWCB antara lain Museum Karmawibangga, Museum Kapal, audio visual, dan berfoto dari Panggung Aksobya dengan latar belakang kemegahan Candi Borobudur.
Pihaknya juga mengeluarkan kebijakan menurunkan tiket masuk TWCB dari yang biasanya Rp 30.000 untuk wisatawan umum menjadi Rp 20.000, pelajar dan anak yang biasanya Rp 12.500 menjadi Rp 9.000, dan wisatawan mancanegara yang biasanya 20 dolar AS menjadi 14 dolar AS.
"Kebijakan penurunan tarif tiket itu, berlaku sampai kondisi Candi Borobudur pulih sepenuhnya dan pengunjung bisa naik ke candi," katanya.