REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pramono Edhie Wibowo menyatakan pentingnya mempertahankan laju pembangunan yang sejalan dengan budaya lokal. Terutama di Bali, yang budaya dan kehidupan masyarakatnya sangat kental dengan kekuatan lokal.
Hal itu dikatakan Pramono terkait rencana reklamasi Tanjung Benoa yang tak kunjung usai serta rencana menjadikan Puri Besakih menjadi kawasan industri wisata.
Salah satu peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat ini mengatakan, kepentingan akar budaya dan kepentingan ekonomi komersil harus dimusyawarakan untuk mencapai mufakat.
"Musyawarah dilakukan oleh pemerintah dan warga sekitar untuk memberikan yang terbaik, khususnya warga Bali," ujar Pramono dalam pernyataanya yang diterima ROL, Selasa (18/2).
Dengan begitu, pertahanan dan keamanan bisa terwujud. Hal itu sangat penting untuk diwujudkan, mengingat fakta bahwa industri pariwisata di Bali menjadi tulang punggung pendapatan dan penghidupan masyarakat.
"Kita tahu persis dampak pemboman yang beberapa kali terjadi di Bali. Kehidupan masyarakat yang bertopang pada industri pariwisata saat itu seperti marti suri dan berdampak terhadap citra Indonesia di dunia," kata dia.
Mengenai reklamasi Tanjung Benoa, ia mengimbau bagi investor dan pemerintah daerah untuk mengembangkan daerah yang masih tertinggal.
"Hasil kunjungan saya beberapa kali ke Bali, saya lihat Bali utara dan selatan masih tertinggal dan berpotensi untuk dikembangkan, di Singaraja misalnya," kata dia.
"Kalau amanah diberikan kepada saya, saya akan melanjutkan hal-hal baik yang telah dilakukan pemimpin sebelumnya, membenahi apa yang belum selesai, menghentikan apa-apa yang negatif," demikian Edhie.