Senin 17 Feb 2014 17:21 WIB

Wali Kota Risma Banjir Dukungan agar Tidak Mundur

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nidia Zuraya
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini
Foto: antara
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Niatan mundur yang sempat dinyatakan Wali Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Tri Rismaharini atau yang akrab disapa Risma mendapat respon penolakan dari berbagai elemen masyarakat. Gelombang dukungan mulai bermunculan. Berawal dari gerakan jejaring sosial media yang menamakan diri 'Save Risma' hingga unsur masyarakat yang terang-terangan menyatakan dukungannya agar Risma tetap bertahan.

Pada Senin (17/2) sore, tujuh orang perwakilan kalangan akademisi, konsultan, cendekiawan dan pengusaha mendatangi balai kota. Maksud kedatangan mereka yakni menyampaikan dukungan secara langsung agar wali kota tidak mundur dari jabatannya. Rombongan dipimpin oleh Pakar Institut Teknologi 10 November (ITS) Daniel M Rosyid.

Adapun sejumlah tokoh yang hadir antara lain, Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Prof Sentot Suadmaji, Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Ismail Nachu, Direktur Regional Economic Development Institute (REDI), Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair Bustomi, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS Yogha, dan perwakilan Yayasan Al-Falah Nur Badri.

Rosyid menegaskan, bahwa Risma tidak sendirian karena ada warga Surabaya di sini “Intinya kami ingin Wali Kota Surabaya tetap tegar, tidak mundur. Apa pun yang terjadi kami siap memberi dukungan sepenuhnya,” kata Rosyid seperti dalam keterangan tertulis yang diterima ROL, Senin (17/2).

Dia pertama kali mengetahui keinginan Wali Kota Risma untuk mundur saat melihat acara di salah satu stasiun televisi swasta. Pada acara tersebut, kata Rosyid, terlihat sekali tekanan yang sangat besar pada diri Risma, sampai-sampai terucap niatan mundur dari jabatan. Setelah itu, muncul perbincangan dari rekan-rekan Rosyid dan akhirnya sepakat mendukung wali kota tetap menjabat, setidaknya hingga periode berakhir.

Hal senada juga disampaikan Ismail Nachu. Menurutnya, Risma merupakan sosok pembawa perubahan bagi Kota Surabaya. Di bawah pimpinannya, Surabaya berhasil meraih prestasi membanggakan. “Kemajuan kota ini tidak hanya diapresiasi berupa penghargaan skala nasional, tapi juga sudah diakui dunia. Saya yakin itu juga dirasakan warga Surabaya,” ujarnya.

Dukungan juga datang dari kalangan mahasiswa. Perwakilan BEM ITS, Yogha, menuturkan, sejak ditayangkannya episode talkshow yang menayangkan niatan wali kota mundur, banyak simpati berdatangan dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) universitas-universitas daerah lain. Di dalam kota pun, dia melanjutkan, para mahasiswa tak henti-hentinya membahas isu yang sempat menjadi trending topic di jejaring twitter tersebut.

 

“Singkat kata kami seluruh elemen mahasiswa, khususnya di Surabaya sepakat akan mendukung Risma. Bahkan, kami siap menjadi bemper Wali Kota Surabaya demi keberlangsungan pembangunan di kota ini,” ujarnya.

Sementara itu Bustomi menilai wajar jika akhirnya muncul gerakan spontan dari masyarakat yang bernama 'Save Risma'. Menurutnya itu merupakan gambaran bahwa masyarakat bisa memilah, mana yang baik bagi kotanya. Dalam hal ini, sambung dia, warga menyadari Risma berhasil menyulap Surabaya menjadi kota yang maju dan layak serta nyaman untuk ditinggali.

Menyikapi dukungan tersebut, Risma menyampaikan terima kasih. “Tekanan pikiran merupakan hal yang paling berat yang saya alami selama menjabat wali kota,” kata Risma ketika menerima rombongan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement