REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sengitnya kompetisi politik dalam pemilihan umum (pemilu) selalu menyisakan berbagai cerita menarik. Salah satu fenomena unik adalah banyaknya calon anggota dewan yang terpaksa dirumah-sakit-jiwakan karena stres akibat gagal terpilih. Tak heran, banyak RS Jiwa mulai bersiap menyambut kedatangan mereka.
Di Kota Bogor, RS Marzoeki Mahdi (RSMM), yang merupakan RS Jiwa tertua di Indonesia, bahkan menawarkan ruangan VIP dengan tarif Rp 700 ribu per malam. Ketika ROL berkunjung ke sana, ternyata benar saja. Kamar-kamar itu tak ubahnya penginapan mewah. Berukuran lima meter persegi, ruangan-ruangan khusus itu dilengkapi dengan TV, AC, kulkas, hingga ruang tunggu keluarga.
Disampaikan Humas RSMM dr. Abdul Farid, kamar VIP tersebut sengaja dipromosikan berbekal dari pengalaman yang sudah-sudah. Menurut dia, pada pemilu legeslatif 2009 saja, ada sekitar sepuluh orang caleg yang menjalani penyembuhan di sana. Hal yang unik, ada sebagian yang datang dari luar Jawa, seperti dari Makasar dan Pontiak. “Mungkin karena mereka malu kalau berobat di kota mereka,” ujar Farid dengan nada bergurau.
Menurut Farid, sejatinya, RSMM tidak melakukan persiapan istimewa, karena mereka melayani siapapun dan kapanpun, tidak hanya para caleg di musim pemilu. Namun, Farid membenarkan bahwa ada beberapa hal yang disiapkan, seperti merapikan ruangan dan sejumlah hal teknis lainnya.
Farid lanjut bercerita, sebenarnya para caleg stres datang tidak mengaku sebagai caleg, begitupun keluarganya. “Kami tahunya dari petugas ketika memberi asuhan keperawatan. Ya, di situ mereka meracau tentang pemilu,” kata Farid, seraya menawan tawa.
Farid kemudian secara singkat menjelaskan gangguan kejiwaan yang terjadi pada para caleg. Menurut dia, secara umum masalah kejiwaan terbagi dua, yakni neurotik dan psikotik. Neurotik, menurut Farid, bentuknya, seperti cemas atau depresi. “Umumnya, penderita neurotik sadar bahwa dirinya sedang sakit, jadi mereka mau berobat,” kata Farid.
Sementara gangguan psikotik, menurut Farid, itulah masalah kejiwaan yang serius. Dia mencontohkan, bentuknya seperti scizofrenia atau bipolar. Orang yang mengidap gangguan psikotik, lanjut Farid, tidak merasa dirinya sakit, maka tak jarang mereka melawan. “Nah, para caleg yang datang ke sini, yaitu yang menderita gangguan psikotik,” ujarnya menjelaskan.
Farid sadar, tidak semua caleg dengan gangguan kejiwaan mampu mengakses fasilitas VIP. Untuk itu, dia menyarankan, bagi caleg tidak mampun yang butuh pengobatan kejiwaan, bisa menggunakan layanan asuransi dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPSJ) Kesehatan.