Ahad 16 Feb 2014 20:22 WIB

Kasus Sapi Pamekasan Diminta Diselidiki

Usaha penggemukan sapi
Foto: Wordpress.com
Usaha penggemukan sapi

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Anggota DPRD Pamekasan Jawa Timur, Munaji Santoso meminta pemkab setempat segera turun tangan melakukan penelitian penyebab banyaknya sapi yang keracunan di wilayah utara Pamekasan.

"Pemkab melalui instansi terkait harus bertindak cepat meneliti penyebabnya, karena kasus ini sangat meresahkan masyarakat peternak sapi," kata Munaji di Pamekasan, Minggu.

Sapi warga yang dilaporkan mengalami keracunan itu di Kecamatan Batumarmar. Para pemilik sapi menduga, sapinya keracunan karena makan rumput yang ada debu vulkaniknya akibat erupsi Gunung Kelud (1731 mdpl).

"Soalnya, setelah makan rumput itu, sapi saya tiba-tiba lemas seperti lumpuh dan tidak bisa berdiri," kata salah seorang pemilik sapi keracunan di Desa Bujur Timur, Kecamatan Batumarmar, Subairi.

Subairi merupakan satu dari puluhan peternak sapi di desa yang mengalmi keracunan dan diduga karena sapinya diberi makan rumput yang terpapar debu vulkaniknya.

"Sapi saya itu kembali pulih dan sehat setelah diberi minum air kelapa. Saya beri air kelapa karena kondisinya memang seperti keracunan. Air kepala ini kan penawar racun," ungkap Subaidi.

Selang sekitar 1 jam sejak sapinya diberi minum air kelapa, kondisi pulih dan terlihat segar. Demikian juga dengan sapi milik tetangganya.

Subaidi sendiri belum mengetahui pasti apa yang menjadi penyebab sapinya keracunan itu. Sebab di desa tidak ada dokter maupun mantri hewan.

"Jadi tindakan saya memberi minum sapi yang tumpuh dan tidak mampu berdiri itu hanya coba-coba saja dan berhasil. Yah, hanya berdasarkan kebiasaan orang tua dulu saja. Kalau diduga keracunan segera diberi minum air kelapa," tuturnya.

Pria ini mengaku, sebenarnya saat sapinya dan sapi lain milik tetangganya keracunan, warga berulang kali telepon Kepala Dinas Peternakan Bahrun untuk melaporkan kejadian itu.

Alasan warga menelpon secara langsung karena sebelumnya pihak dinas meminta, apabila terjadi kejadian luar biasa atau meresahkan pada hewan ternak mereka agar menghubungi secara langsung pimpinan dinas.

Akan tetapi saat duhubungi nomor telepon yang digunakan tidak aktif, dan saat terdengar nada sambung justru panggilan warga ditolak.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Pamekasan Ismail Bey menyatakan, abu vulkanik erupsi Gunung Kelud yang juga terjadi di Pamekasan itu memang berbahaya karena mengandung belerang.

"Tapi kandungan belerangnya sedikit," kata Ismail.

Selain di Kecamatan Batumarmar, sapi milik warga yang dilaporkan keracunan setelah makan rumput berabu vulkanik itu, juga terjadi di Kecamatan Pasean dan Pakong.

Di Pamekasan tebaran abu vulkanik akibat erupsi letusan Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur itu terjadi sejak Jumat (14/2) dan hingga Minggu (16/2) masih berlangsung.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement