Ahad 16 Feb 2014 18:30 WIB

Petani Lereng Kelud Gagal Panen

Rep: Nur Aini/ Red: Joko Sadewo
Petani menanam bibit di sawah. (Ilustrasi)
Foto: Antara/Yusran Uccang
Petani menanam bibit di sawah. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Petani asal Dusun Satak, Kecamatan Puncu, Siti Mustika (36 tahun) seharusnya panen cabe dua pekan lagi. Namun, rencana panen itu harus gagal karena Gunung Kelud memuntahkan pasir dan abu vulkanik pada Kamis (13/2) malam.

Siti tidak bisa lagi berharap modal menanam cabe dari hasil ternak sapi Rp4 juta bisa kembali. Padahal, tahun lalu, Siti bisa mendapatkan 1 kuintal cabe dari lahan seluas 100 meter persegi. "Bulan tiga nanti saya seharusnya panen cabe," kata Siti ditemui /Republika/ di rumahnya di Dusun Satak, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Ahad (16/2).

Warga Satak lain, Adi (32 tahun) harus merugi Rp70 juta karena cabe dan terong miliknya gagal panen. Adi menanam sayur di lahan dua hektar milik Perhutani. Lahan itu bisa dia tanami karena merawat sengon Perhutani. "Cabe saya sudah siap petik," ungkapnya.

Gagal panen juga dialami ribuan petani sayur lainnya di lereng Kelud. Kebun sayur di Desa Kebonrejo dan Besowo, Kecamatan Kepung rusak karena material panas dari Gunung Kelud. Daun tanaman cabai tampak luluh dan layu padahal buahnya sudah merah.

Daun tanaman sayur lainnya juga terlihat layu. Tomat yang sudah siap panen kehilangan daunnya. Begitu juga dengan jagung, bawang, dan tebu yang ditanam di Kebonrejo.

Sebagian besar kerugian dialami petani cabe. Di Kebonrejo dan Besowo, cabe merupakan sayur yang terlihat siap dipanen. Sebagian besar lahan sayur juga didominasi tanaman cabe.

Kerugian Rp50 juta dialami Ali Wahyu (55 tahun), petani dari Dusun Kebonrejo, Desa Kebonrejo, Kecamatan Kepung. Dia merugi karena cabe yang ditanamnya di lahan tiga hektar gagal dipanen. Cabe tersebut ditanam pada November tahun lalu sehingga bulan Februari ini seharusnya Ali sudah panen cabai.

Ali menanam cabe di lahan sewa. Setiap tahun, dia harus menyetor Rp7 juta untuk sewa lahan. "Modal tanam cabai itu saja utang dari bank dan perorangan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement