Ahad 16 Feb 2014 18:11 WIB

16.770 Penumpang Garuda Terlantar Karena Kelud

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Garuda Indonesia
Foto: Republika/Musiron
Garuda Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memaksimalkan pengangkutan penumpang setelah empat bandara dibuka pascameletusnya Gunung Kelud. Hari ini, Ahad (16/2), maskapai pelat merah ini telah beroperasi secara normal.

"Sejak kemarin Garuda sudah mulai membawa penumpang. Hari ini karena empat bandara sudah dibuka, kami beroperasi normal," kata VP Communications Garuda Indonesia, Pudjobroto, kepada ROL, Ahad (16/2).

Untuk memaksimalkan pengangkutan, Garuda menggunakan pesawat wide body yang mampu menampung lebih banyak penumpang. Pudjobroto mencontohkan, penerbangan Jakarta-Surabaya biasanya menggunakan pesawat Boeing 737-800 yang mampu menampung 162 penumpang. Hari ini, penerbangan dari dan menuju Surabaya menggunakan pesawat Boeing 747-400 yang mampu membawa sekira 400 penumpang. Hal ini dilakukan agar penumpang yang dua hari kemarin tidak tertampung dapat dilayani.

Pesawat-pesawat yang terkena abu vulkanik Gunung Kelud mulai dioperasikan. Garuda telah memastikan mesin pesawat bersih dari abu vulkanik melalui proses barescope. "Proses ini berlangsung 5-6 jam. Sebelum pesawat dioperasikan, kami sudah memastikan tidak ada lagi abu vulkanik di badan pesawat, terutama mesin," ujar Pudjobroto.

Ia tidak dapat memastikan jumlah pesawat yang terkena abu. Ketika bandara ditutup, ada sekira lima pesawat Garuda yang tertahan di Surabaya. Beberapa lainnya di Yogyakarta dan Solo.

Terkait potensi kerugian, Pudjobroto mengaku perseroan belum memiliki angkanya. Namun ia memberi gambaran terkait potensi kerugian ini. Dengan tidak beroperasinya enam bandara akibat letusan Kelud, Garuda membatalkan 129 penerbangan per hari. Rata-rata pesawat yang dipakai adalah Boeing 737-800 dengan kapasitas 126 penumpang. 'Kalau rata-rata pesawat mengangkut 120-130 penumpang, kerugiannya bisa dihitung kalau ada 129 penerbangan yang dibatalkan," kata dia.

Secara matematis, ada 15.480-16.770 penumpang yang tidak terangkut. Namun, Pudjobroto mengatakan pembatalan bukan karena layanan Garuda, melainkan karena bencana alam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement