Ahad 16 Feb 2014 18:05 WIB

Waspada, Penyakit ISPA dan Asma Rentan Serang Pengungsi Kelud

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Julkifli Marbun
Sebaran abu vulkanik Kelud terasa hingga bagian barat Pulau Jawa.
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Sebaran abu vulkanik Kelud terasa hingga bagian barat Pulau Jawa.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pihak kedokteran Indonesia mengingatkan bahaya penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan asma dapat menyerang warga maupun pengungsi Gunung Kelud, Jawa Timur (Jatim).

Relawan medis sekaligus dokter umum Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), dr Muhammad Rizal mengatakan, penyakit yang paling rawan terjadi pada warga dan pengungsi pasca letusan Gunung Kelud, Kamis (13/2) lalu adalah sesak nafas dan ISPA. Ini karena material Gunung Kelud berupa abu vulkanik yang beterbangan dan dapat terhirup. Padahal, abu vulkanik mengandung belerang yang dapat membahayakan kesehatan.

“Dari pasien yang pernah saya tangani setelah erupsi, dua penyakit itu memang yang paling banyak warga alami,” katanya kepada Republika di sela-sela kegiatannya membantu warga Gunung Kelud di posko pengungsian Kecamatan Kasembon di Kabupaten Malang, Ahad (16/2).

Untuk meminimalisasi ISPA dan asma, Rizal memberi masukan supaya warga dan pengungsi harus memakai masker dalam kegiatan sehari-hari. Sementara untuk orang yang memiliki riwayat penderita asma, kata Rizal, harus memakai selimut saat tidur dan menggunakan jaket. “Jadi jangan sampai kedinginan karena dingin menjadi salah satu pemicu sesak nafas,” ujarnya.

Dia menambahkan, kalau warga terlanjur menderita dua penyakit itu, solusi satu-satunya adalah berobat ke tenaga medis seperti dokter dan terapis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement