REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengintensifkan pembuatan lubang biopori di sejumlah lokasi pemukiman warga yang kerap dilanda banjir setiap tahunnya.
"Kegiatan ini merupakan bagian dari program sejuta lubang biopori di Kota Bekasi dalam rangka meminimalisir dampak banjir," kata Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu usai mensosialisasikan pembuatan lubang biopori kepada warga Perumnas III, Bekasi Timur, Sabtu.
Lubang resapan biopori adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos.
Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah.
Menurut dia, pemilihan lokasi kali ini di Perumnas III dilatarbelakangi persoalan banjir yang kerap menyergap rumah warga selama musim hujan berlangsung.
Menurut Syaikhu, kegatan tersebut juga bekerja sama dengan komunitas Orang Indonesia (OI) melalui sosiaslisasi cara pembutan lubang serapan biopori kepada warga di RW 8 dan RW 11 Perumas III Bekasi Timur.
Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi juga membagikan buku cara membuat lubang biopori secara sederhana dan tepat guna.
"Selain meminimalisir jumlah genangan, usaha memperbanyak lubang biopori juga untuk mengembalikan tingkat kesuburan tanah sehingga mampu meningkatkan daya serap air ke tanah," katanya.
Menurut dia, aktivitas organisme pengurai di lubang yang dibuat sekitar kedalaman 1,2 meter dan diameter 10-30 cm ini juga berperan terhadap kesuburan tanah.
Sejumlah warga di Perumnas II juga nampak antusias memperhatikan cara pembutan lubang biopori yang dicontohkan anggota komunitas Orang Indonesia.
"Saya berharap, warga untuk melakukan upaya nonstruktural penanganan banjir yakni pembuatan lubang serapan biopori, sumur resapan komunal warga, penanaman pohon dan budaya membuang sampah pada tempatnya," katanya.
Usai melakukan sosialisasi pembutan lubang serapan biopori, Syaikhu kemudian memberikan seujumlah alat pelubang biopori kepada aparatur RW di Perumnas III.
"Semoga alat ini terus dapat dipergunakan sehingga genangan di Perumnas III dapat diminimalisir. Pemerintah akan terus memfasilitasi," demikian Syaikhu.