REPUBLIKA.CO.ID, LANGKAT -- Sebanyak 126 pengungsi erupsi Gunung Sinabung yang berada di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, masih balita hingga memerlukan perhatian khusus agar mereka tetap bisa bertahan di lokasi pengungsian.
"Ada 126 balita yang ikut mengungsi bersama orang tuanya," kata Kordinator posko pengungsian warga erupsi gunung Sinabung di Langkat Suranta Sitepu di Sei Bingei, Jumat.
Suranta menjelaskan bahwa 126 orang tersebut merupakan balita usia antara 0-5 tahun, yang memerlukan perhatian khusus terutama dari orang tua, maupun tim kesehatan yang ada, agar mereka tetap selalu sehat selama di pengungsian.
"Balita-balita ini butuh perhatian serius terutama dari orang tua mereka selama dipengungsian," katanya.
Perhatian khusus seperti pengadaan susu buat mereka, selain itu juga pakaian balita yang selama ini masih terasa sangat kurang, apalagi sewaktu mengungsi
seluruh pakaian mereka tidak dibawa serta.
Selain balita, yang memerlukan perhatian khusus adalah anak-anak usia 6-17 tahun, dimana keberadaannya cukup banyak mencapai 166 orang.
"Anak-anak usia sekolah juga cukup banyak yang ikut dalam pengungsian akibat erupsi gunung Sinabung ini," ujarnya.
Mereka juga memerlukan perhatian khusus terutama pendidikannya, pakaiannya, maupun juga peralatan sekolahnya, hingga mereka nantinya bisa kembali bersekolah
secara normal setelah gunung Sinabung tidak erupsi lagi.
Suranta mengungkapkan untuk anak-anak ini, sudah mendapatkan perhatian khusus juga dari Dinas Pendidikan dan Pengajaran, namun demikian kedepannya tentu diperlukan perhatian lainnya, agar mereka tetap semakin kerasan dulu di pengungsian.
"Tentu harus menjadi perhatian kedepan, sebelum mereka kembali pulang, terutama pendidikannya maupun juga peralatan sekolah mereka," katanya.
Sebab, belum diketahui secara pasti sampai kapan mereka berada dipengungsian desa Telagah Kecamatan Sei Bingei ini.