Jumat 14 Feb 2014 13:50 WIB

Antisipasi ISPA, Warga Dihimbau Batasi Keluar Rumah

Rep: Nur Aini/ Red: Muhammad Hafil
Hujan debu akibat letusan Gunung Kelud menyelimuti kawasan Jalan Sanun Wates Kulonprogo, DIY, Jumat (14/2) pagi.  (Republika/Heri Purwata)
Hujan debu akibat letusan Gunung Kelud menyelimuti kawasan Jalan Sanun Wates Kulonprogo, DIY, Jumat (14/2) pagi. (Republika/Heri Purwata)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Hujan abu vulkanik Gunung Kelud yang mengguyur wilayah Sleman Yogyakarta dikhawatirkan menimbulkan gangguan kesehatan seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Karena kondisi tersebut, warga dihimbau membatasi kegiatan di luar rumah.

Hujan abu vulkanik mengguyur hampir semua wilayah di Kabupaten Sleman. Ketebalan abu mencapai 3-5 cm. "Masyarakat mohon jangan terlalu banyak aktivitas di luar rumah, terutama untuk anak-anak," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Sleman), Julisetiono Dwi Wasito, Jumat (14/2).

Jika terpaksa keluar rumah, warga dihimbau menggunakan masker dan pelindung mata. Debu vulkanik dikhawatirkan menyebabkan ISPA. Julisetiono mengaku pihaknya akan rapat koordinasi mengantisipasi dampak abu vulkanik Gunung Kelud di Sleman siang ini.

Provinsi Yogyakarta telah menetapkan status tanggap darurat dampak abu vulkanik selama satu pekan. Abu vulkanik juga dikhawatirkan berdampak pada infrastruktur bangunan di Sleman. Dari pantauan Republika, abu vulkanik menutupi seluruh atap rumah di Sleman bagian barat. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement