REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO-- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukoharjo menghimbau warga masyarakat untuk menunda aktivitas diluar rumah. Ini dilakukan untuk mengurangi dampak buruk terhadap kondisi kesehatan. Masalahnya, kondisi intensitas bhujan abu vulkanik Gunung Kelud masih tinggi terjadi.
Kepala BPBD Kabupaten Sukoharjo, Suprapto, Jum'at (14/2), mengatakan, sejauh ini pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait. Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum, maupun dinas terakait lain.
Intinya, dinas terkait untuk menjaga kebersihan lingkungan dan penanganannya. Juga dinas kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) hingga Puskesmas, maupun rumah sakit, untuk menjaga kesehatan warga. Selebihnya, penanganan kesehatan dampak dari polusi abu vulkanik.
Sedang dengan pihak Dinas Pendidikan, terkait dengan proses belajar mengajar (PBM). Lebih baik PBM diliburkan terlebih dahulu, karena kondisi lingkungan berdebu. Genteng sekolah, halaman, hingga jalan menuju sekolahan penuh dengan debu. "Kalau nekad, bisa jadi mengganggu kesehatan siswa," kata Suprapto.
BPBD Kabupaten Sukoharjo, kata Suprapto, sudah melakukan tindakan tanggap darurat dampak hujan abu vulkanik dari Gunung Kelud. Koordinasi juga sudah dilakukan dengan SKPD Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan SKPD lain. "Kita sudah berkoordinasi dengan SKPD. Terutama, dinas kesehatan dan dinas pendidikan. DKK sudah 'on' seluruh Puskesmas, dan Dinas pendidikan untuk meliburkan siswa," jelasnya.
Sementara, masyarakat diminta untuk bertahan dalam rumah masing-masing. Syukur, bersedia menunda aktifitas sementara. Jika tidak penting, kata Suprapto, diharapkan masyarakat tidak keluar rumah dulu untuk saat ini.
Jika keluar rumah, dengan kepentingan tertentu, juga diimbau juga untuk menggunakan kacamata dan masker. Ini mengingat abu sangat berbahaya untuk kesehatan. BPBD sudah membagikan ribuan masker gratis kepada masyarakat.