REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Hujan abu vulkanis letusan Gunung Kelud terbang hingga masuk wilayah Kebupaten Klaten, Jawa Tengah. Letusan yang terjadi sejak Kamis (13/2), pukul 22.20 WIB Kondisi ini membuat kaget warga yang hendak menuju masjid untuk menunaikan Salat Subuh.
Hujan abu serupa, juga terjadi di wilayah Kota Solo, Kabupaten Karnagnyar, Kabupaten Sragen, Kabupaten Boyolali. Hujan abu tak sampai wilayah Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Padahal, jarak sini dengan Gunung Kelud, Blitar, Kediri, Jatim, sekitar 250 Km hingga 300 Km. "Hujan abu tidak sampai Salatiga," tutur Endang Apriyanti (53) warga Kota Salatiga.
Sebagian warga Kabupaten Klaten, yang hendak menuju masjid salat Subuh kaget. Jalan aspal semula berwarna hitam tampah memutih. "Ketika saya garuk dengan jari ternyata debu abu vulkanik setebal seperempat centimeter," kata Maryana (51) warga Skalekan, Klaten Tengah.
Abu tebal tampak disetiap ruas jalan raya. Setiap ada kendaraan yang melintas, abu berhamburan menyebar. Pengendara terpaksa menutup kaca helm dan muka dengan kain.
Suasana warga bakda Subuh tadi meriah. Ini lantaran sebagian warga sepulang dari masjid membincangkan kasus hujan abu, hingga mengundang orang yang masih tidur.
Banyak warga yang keluar teras rumah. Namun, karena tidak berani kelamaan, takut matanya perih terkena abu.
Hujan abu diketahui, lantaran genteng rumah, daun pepohonan memutih. Kopiah jamaah Subuh juga memutih. Jamaah yang jalan masjid matanya perih, karena /klilipan/ abu. Setahu warga, Gunung Merapi meletus. Ternyata setelah di cek ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Klaten, kondisi Gunung Merapi aman. "Hujan abu akibat Gunung Kelud meletus," kata Sriwinoto, Kapala BPBD Klaten.