Jumat 14 Feb 2014 04:04 WIB

Pemkab Kediri Evakuasi Warga dari Letusan Gunung Kelud

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Damanhuri Zuhri
Gunung Kelud
Foto: AP
Gunung Kelud

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri, Jawa Timur,  telah mengevakuasi seluruh warganya yang tinggal dalam radius 10 kilometer (km) dari puncak kawah Gunung Kelud, Kediri, Jatim yang meletus Kamis (13/2) malam.

Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Kediri Edhi Purwanto mengakui, status Gunung Kelud ditingkatkan mulai Kamis (13/2) malam pukul 21.15 WIB. Status yang semula adalah status siaga (level III) menjadi awas (Level IV).

Setelah peningkatan status itu, ''Kami langsung mengosongkan area Gunung Kelud dalam radius 10 km,'' katanya kepada Republika, Jumat (14/1).

Pihaknya mengerahkan 351 armada, termasuk armada milik tentara nasional Indonesia (TNI) untuk mengevakuasi warga.

Selain itu petugas satuan pelaksana (satlak) yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kepolisian hingga TNI juga telah dikerahkan.

Sehingga, dia melanjutkan, warga yang tinggal dalam jarak 10 km dari puncak kawah Gunung Kelud telah mengungsi saat Gunung itu kemudian meletus pada pukul 22.50 WIB.

Evakuasi, kata Edhi, warga yang berada di wilayah Ngancar diungsikan ke Wates. Kemudian warga yang ada di Puncu sudah tinggal di titik pengungsian seperti gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP), Balai Desa, dan gedung-gedung yang tidak dipakai.

Sampai saat ini, kata Edhi, terjadi beberapa letusan yang memuntahkan kerikil, pasir, dan abu. Arah letusannya bahkan menuju ke Pare yang jaraknya sejauh 30 km.

Bahkan, kata Edhi, material letusan masih bisa dirasakannya di Posko Pengendalian Utama Bencana Gunung Kelud di kawasan Simpang Lima Gumul yang berjarak 35 km dari puncak kawah Gunung.

Namun demikian, Edhi memastikan hingga saat ini belum ada korban jiwa atau luka-luka akibat erupsi Gunung Kelud.

Ia melaporkan masyarakat masih tetap tenang. Namun demikian, pihaknya mengimbau supaya warga lebih siaga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement