Kamis 13 Feb 2014 08:43 WIB

Posdaya Solok Kembangkan Usaha Produktif Rumah Tangga

Kerajinan Bambu
Foto: Antara
Kerajinan Bambu

REPUBLIKA.CO.ID, AROSUKA -- Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) pada tahun 2014 akan memperoleh bantuan Rp3 miliar untuk pengembangan usaha produktif di rumah tangga.

Ketua Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Kabupaten Solok, Ny. Erlinda Syamsu Rahim di Arosuka, Kamis, mengatakan bantuan diperoleh melalui Yayasan Dana Sejahtera Mandiri (Damandiri) bekerja sama dengan Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Solok.

"Bantuan dana tersebut akan diperuntukkan bagi keluarga yang memiliki usaha produktif dengan bentuk pinjaman modal sebesar Rp2 juta per untuk 1.500 KK," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan dengan demikian untuk enam bulan ke depan Yayasan Damandir akan menampung hasil kerajinan dari produk-produk Posdaya di Kabupaten Solok dan bekerjasama dengan Dekranasda Kabupaten Solok.

Saat ini, katannya, jumlah Posdaya di Kabupaten Solok yang sudah terbentuk sebanyak 217 unit, dengan rincian 128 unit Posdaya tingkat jorong, 74 unit Posdaya tingkat nagari, 14 unit Posdaya tingkat kecamatan dan satu unit Posdaya tingkat Kabupaten.

"Adapun untuk Posdaya di Kabupaten Solok dikemas dalam berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan, agama, sosial dan budaya dalam mengembangkan keluarga sejahtera untuk seluruh lapisan masyarakat," jelasnya.

Ia berharap dengan adanya Posdaya sampai ketingkat jorong dapat mempercepat peningkatkan taraf kesejahteraan hidup masyarakat. Dengan berjalannya Posyada dengan baik akan membantu pencapai Rencana Pembangunan Jangka Menengah daerah (RPJMD), yakni menciptakan masyarakat yang sejahtera.

Ia mengatakan semua Posyada yang ada di kabupaten Solok mulai dari Posyada tingkat jorong sampai ke Posyada tingkat kabupaten agar dapat bekerja sama Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) setempat.

Kemudian, Kepala Bagian Perekonomian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok, Herman Tias, menilai faktor penghambat usaha rumah tangga adalah keterbatasan biaya. Hal tersebut membuat kemampuan masyarakat untuk berusaha menjadi terhalang.

Sementara untuk sumber daya alam Kabupaten Solok salah satu daerah yang kaya, kalau hasil alam itu dapat diolah maka akan dapan mendapatkan penghasilan yang lebih besar, katanya.

"Salah satunya ikan bilih Danau Singkarak yang diolah menjadi tepung ikan, dengan tentu penjualannya akan lebih tinggi dibandingkan dengan dijual mentah," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement