REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyalahkan proses pengadaan bus melalui tender yang lambat dilakukan Dinas Perhubungan. Menurut dia, itu yang menyebabkan bus yang tiba sekarang sudah banyak yang rusak.
Jokowi mengatakan, awal mula masalah ini karena tak ada perusahaan dalam negeri yang menyanggupi permintaan bus Pemprov DKI. Sebab jumlah bus yang diminta memang sangat banyak, yakni 656 unit. Mau tak mau, pemprov harus membeli bus impor dari Cina.
Namun dalam prosesnya Dishub juga lambat dalam melakukan tender. Terlebih, ada tender yang gagal sehingga harus diulang. Akibatnya, program pengadaan bus ini pun jadi molor dari target. Proses yang panjang ini yang menurut Jokowi menyebabkan bus juga lama tiba di Jakarta.
"Memang problem-nya kita tahun kemarin pesannya banyak sekali. Dan di lokal memang tidak sanggup mengerjakan sebanyak itu. Tapi kalau persiapan sejak awal saya kira tidak akan seperti ini," ujarnya.
Karenanya, ujar Jokowi, tahun ini semua program pengadaan barang dan jasa harus menggunakan sistem e-catalog untuk memangkas waktu dan birokrasi yang lama. Selain itu setiap barang juga harus dicek secara detail spesifikasinya.
"Sebenarnya, entah itu pake e-catalog atau pakai tender, barang itu harus dicek sesuai spesifikasinya," ucap dia.