Rabu 12 Feb 2014 14:45 WIB

Realisasi Investasi di Jabar Lampaui Target

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Julkifli Marbun
Aher dan Jokowi ketika menghadiri rapat Forum Badan Kerjsama Pembangunan (BKSP),  Katulampa, Bogor.
Foto: ahermediacenter.com
Aher dan Jokowi ketika menghadiri rapat Forum Badan Kerjsama Pembangunan (BKSP), Katulampa, Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Realisasi investasi PMA (Penanaman Modal Asing) dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) 2013 di Jabar mengalami kenaikan. Bahkan, capaiannya di luar target dan ekspektasi Pemprov Jabar.

Menurut Kepala Badan Koordinasi Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BKPPMD) Jabar, Dadang Masoem, realisasi investasi ke Jabar selama 2013 mencapai Rp93,518 triliun. Angka ini, menurutnya di luar ekspektasi pihaknya yang menargetkan mencapai Rp76,72 triliun. "Ada kenaikan 122 persen dari target bila  dibandingkan 2012  yang hanya mencapai Rp52,680 triliun," katanya.

Menurut Dadang, angka Rp93,518 triliun ini datang dari PMA yang mencapai 7.124.879.970 dolar Amerika atau Rp67,500 triliun dibandingkan periode yang sama 2012 lalu sebesar Rp 36,656 triliun. Sedangkan PMDN, sebesar

Rp26,018 triliun atau naik Rp9,994 triliun dari periode investasi sebelumnya.

Realisasi ini, kata Dadang, dari sisi angka menunjukkan investasi ke Jabar pada 2013 lalu meledak atau melebihi ekspektasi pihaknya. Hal tersebut, lahir dari pencatatan realisasi investasi yang lebih detil.

Dadang mengatakan, pada 2013 lalu pihaknya menggunakan sistem pelayanan informasi dan perizinan investasi (SPIPSE) dan non SPIPSE. Melalui sistem ini, kabupaten/kota melakukan pendataan lebih mendetil pada PMDN yang perizinannya melalui daerah. "Tahun lalu, investasi di bawah

Rp500 juta itu didata masuk non SPIPSE, pusat baru mewacanakan kami sudah menjalankannya 2013 lalu," katanya.

Selama ini, kata dia, PMDN di bawah Rp500 juta tidak dilakukan pendataan dan tidak masuk SPIPSE.  Namun, mulai tahun ini dilakukan pendataan. Yakni, berbekal anggaran Rp 600 juta untuk biaya pendataan di daerah. Proses pencatatan ini, jauh lebih baik dan detil.

Ia memastikan, PMDN yang dicatat bukan yang baru memiliki SIUP namun swasta yang sudah merealisasikan investasi. "Yang baru memiliki SIUP tidak kami masukan, ada antusias daerah dalam melaporkan,"

katanya.

Di tempat yang sama, Kabid Pengendalian BKPPMD Jabar Rina Mutmainah mengatakan pada realisasi investasi PMA/PMDN 2013 lalu terdapat sejumlah perubahan minat swasta merealisasikan investasi. Dari sisi peringkat investasi, Kabupaten Karawang masih jadi primadona dengan realisasi sebesar Rp41,073 triliun atau 43,92 persen dari total investasi.

Namun, kata dia, dari sisi penyerapan tenaga kerja, Kabupaten Bekasi menggeser Karawang dengan jumlah tenaga kerja Indonesia 98.955 orang serta asing 610 orang. Sementara,  dari sisi daerah yang jumlah proyeknya paling tinggi dihasilkan Kota Bandung dengan jumlah proyek sebanyak 6.671 disusul Kabupaten Bekasi 4.198 proyek dan Cianjur 2.759 proyek. "Ada perubahan primadona lokasi dan daerah penyerap tenaga kerja dan sektornya," katanya.

Menurut Rina, tahun lalu sektor industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain menggeser industri logam,mesin dan elektronika dengan nilai investasi mencapai Rp29 triliun. Menurutnya, ekspansi Group Astra Internasional mendongkrak sektor tersebut. Penyerap tenaga kerja terbesar, masih sektor industri tekstil sebanyak 86.999 orang. Sedangkan proyeknya, kini didominasi perdagangan dengan 23.294 proyek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement