REPUBLIKA.CO.ID, MANADO- Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) sedang melakukan pemulihan usai bencana banjir yang terjadi di Manado. Pemprov SUlut membutuhkan dana sebesar Rp 200 miliar untuk pemulihan pascabencana di enam kabupaten/kota.
"Sekarang ini masih pada masa transisi. Kegiatan yang belum kami selesaikan pada masa tanggap darurat termasuk pemulihan, dapat kami lakukan di masa ini. Upaya pemulihan berkaitan dengan bagaimana memberikan hidup layak pascabencana pada pertengahan Januari," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulut Noldy Liow di Manado, Selasa (11/2).
Dia mengatakan pada masa pemulihan seperti ini strategi yang dilakukan pemerintah provinsi adalah menggalang bantuan ke berbagai pihak sehingga keluarga-keluarga yang terkena bencana dapat memasak dan tinggal di rumah sendiri.
Pihaknya menggalang bantuan pengadaan 15 ribu paket kompor gas tiga kilogram yang akan didistribusikan kepada warga korban bencana banjir bandang dan tanah longsor, dan beberapa donatur telah menyatakan kesiapannya.
Untuk dana rehabilitasi, kata dia, pemerintah provinsi memperkirakan butuh sekitar Rp2 triliun yang akan dialokasikan membangun rumah serta sarana dan prasarana pemerintah dan swasta serta kerusakan pada sektor lain.
"Nilai kerusakan yang dialami pascabanjir telah disampaikan langsung ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan kemudian akan dikoordinasikan dengan kementerian lembaga terkait," katanya.
Terakhir, pemerintah pusat memberikan bantuan untuk Kota Manado uang tunai sebesar Rp400 juta ditambah bantuan logistik 600 matras dan 600 selimut, sementara Kabupaten Minahasa, Minahasa Selatan, Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Sitaro menerima uang tunai Rp150 juta serta matras dan selimut masing-masing 200 lembar.