REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Posko utama yang dijadikan sebagai pusat koordinasi yang dibentuk Pemerintah Kabupaten Kediri mengantisipasi letusan Gunung Kelud (1.730 mdpl) di simpang lima gumul (SLG), sampai saat ini masih belum beroperasi.
"Satlak belum (beroperasi), tapi sejauh ini sudah komunikasi terus di kecamatan," kata Pelaksana Tugas Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Kediri Edhi Purwanto di Kediri, Senin (10/2).
Posko utama bencana Kelud itu ditetapkan di SLG. Pada bencana letusan 2007 lalu, SLG juga dijadikan sebagai posko utama. Di tempat itu, segala persiapan ataupun koordinasi dilakukan mengantisipasi bencana letusan gunung.
Edhi juga mengatakan, sudah mendapatkan informasi terkait dengan kenaikan status Gunung Kelud (1.730 mdpl) yang naik dari semula waspada menjadi siaga. Pemkab, kata dia, terus komunikasi dengan satlak terkait dengan persiapan, jika Gunung Kelud meletus, seperti memastikan lagi titik-titik pengungsian, serta pendataan pasti warga yang harus diungsikan.
Ia menyebut, karakter Gunung Kelud memang tidak bisa diprediksi, namun segala hal telah dibicarakan dengan tim satlak, termasuk jika gunung tersebut meletus. Pihaknya juga mengatakan, sosialisasi kondisi terkini Gunung Kelud terus dilakukan oleh pemerintah daerah dengan melibatkan seluruh instansi.
"Yang jelas, dalam status siaga jarak 5 kilometer dari kawah harus steril, tidak boleh mendekati kawah," katanya.
PVMBG telah memutuskan kenaikan status Gunung Kelud dari semula waspada menjadi siaga. Kenaikan itu dipicu terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik di gunung tersebut, terhitung sejak Senin (10/2) pukul 16.00 WIB. Peningkatan aktivitas kegempaan vulkanik menunjukkan peningkatan dan didominasi oleh gempa vulkanik dangkal, gempa vulkanik dalam, data suhu air panas di kawah dan pemantauan visual yang memang menunjukkan peningkatan.
Dengan kondisi tersebut, direkomendasikan agar pendaki, wisatawan, dan masyarakat tidak mendekati puncak kawah Gunung Kelud. Gunung yang berada di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, tersebut pernah meletus secara efusif atau tertahan pada 2007 lalu.