REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA BESAR- Pesta Ponan, sebuah tradisi masyarakat di tiga desa di Kecamatan Moyo Utara, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dirayakan penuh kemeriahan dan diyakini penduduk setempat agar tanaman padi mereka mendapatkan hasil yang berlimpah.
"Perayaan tradisi Pesta Ponan adalah kebiasaan masyarakat Desa Poto, Desa Lengas dan Desa Malili, Kecamatan Moyo Utara, untuk memohon kesuburan dan limpahan hasil panen kepada Sang Pencipta," ujar Yakup, tokoh masyarakat setempat, di Moyo Utara, Senin (10/2).
Menurut Yakup, Pesta Ponan selalu digelar setiap tahun pada tanggal 9-10 Februari. Tradisi ini dilaksanakan saat padi berusia sekitar dua hingga tiga minggu sesudah ditanam. Masyarakat Sumbawa menyebut tradisi ini sebagai "Layu Bomong".
Upacara ini digelar di sebuah tempat yang disebut Bukit Ponan, yang terdapat beberapa makam yang dipercaya sebagai nenek moyang masyarakat setempat. Salah satunya, terdapat makam Haji Batu yang cukup dikeramatkan oleh masyarakat di tiga desa tersebut.
"Tradisi ini hanya terdapat di wilayah Moyo Utara, dan merupakan satu-satunya pesta budaya rakyat yang ada di Kabupaten Sumbawa," ujar dia.
Yakup mengatakan, ada kemungkinan pada tahun berikutnya upacara tradisi ini dikemas dengan lebih profesional agar menarik minat wisatawan mancanegara, kemudian dipromosikan ke negara masing-masing. "Jika mampu menarik minat wisatawan luar negeri, tentunya nanti akan ada pemasukan bagi daerah, terutama masyarakat di sini," ucap Yakub.