REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan sambutannya dalam memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2014 di Kota Bengkulu merupakan pidato perpisahan di hadapan insan pers.
"Ini merupakan 'farewell speech' saya di hadapan insan pers, karena Oktober 2014 sudah ada presiden baru," katanya di hadapan insan pers dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2014 di Benteng Marlborough, Ahad (9/2).
Presiden mengatakan kemerdekaan pers sudah berlangsung di Indonesia dan ia meminta para insan pers agar menjaga dan menggunakan kebebasan itu dengan baik. Kebebasan pers kata Presiden baiknya digunakan untuk kebaikan bersama, bukan sekelompok orang atau golongan tertentu.
Pers kata Presiden berkontribusi besar mengawal demokrasi, dan mengawasi kinerja pemerintahan sehingga berjalan baik. "Demokrasi yang bermartabat dan berkualitas untuk kemajuan bangsa," katanya.
Presiden juga berpesan kepada pemilik media massa yang memiliki hasrat dalam dunia politik agar menggunakan medianya dengan bijak.
Sebab, selain takdir Tuhan, menjadi presiden adalah pilihan rakyat. Kedaulatan tertinggi kata dia bukan di tangan pemilik modal bisnis media, bukan di tangan penegak hukum, bukan pula di tangan presiden, tapi di tangan rakyat.
"Karena rakyat tidak bisa dibeli karena mereka punya nurani," ucapnya.
Kepada para calon presiden mendatang, SBY berpesan agar jangan salah membaca kondisi dan jangan salah kalkulasi. Sedangkan terhadap pers Indonesia, Presiden berpesan kembali ke fungsi dan tanggungjawabanya yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.