REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG- Ada kabar menggembirakan bagi para petani, khususnya yang ada di Provinsi Lampung. Pasalnya Nilai Tukar Petani (NTP) Lampung pada Januari 2014 lalu naik sebanyak 0,33 persen karena kenaikan harga berbagai komoditas penting.
"Kenaikan harga komoditas itu terutama produk dari tanaman hortikultura, perkebunan, dan perikanan," kata Kepala Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung, Bambang Widjanarko, di Bandar Lampung, Ahad (9/2).
Ia mengatakan bahwa perubahan iklim dan bencana banjir di Pulau Jawa berdampak pada kenaikan harga beberapa produk sektor pertanian terutama sektor tanaman hortikultura, seperti cabai merah, cabai rawit, dan sawi.
Begitupula produk dari sektor tanaman perkebunan juga mengalami kenaikan harga, seperti lada dan kakao. Pada sektor perikanan, terjadi peningkatan harga pada jenis ikan selar, gurame, dan kembung.
Menurut dia, dengan kenaikan harga berbagai komoditas pertanian itu, menjadikan NTP Lampung pada Januari 2014 naik 0,33 persen. Secara keseluruhan NTP Lampung pada Januari 2014 masing-masing subsektor tercatat sebesar 101,41 untuk padi dan palawija, sebesar 103,96 untuk hortikultura, untuk tanaman perkebunan rakyat sebesar 98,66, di sektor peternakan sebesar 107,90 dan dan sebesar 100,78 untuk sektor perikanan.
"Sedangkan untuk NTP provinsi atau gabungan tercatat sebesar 102,30," tambahnya.
Ia menyebutkan, pada Januari 2014 ini, kenaikan harga barang dan jasa konsumsi rumah tangga pada hampir semua subsektor lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan harga komoditas untuk biaya produksi dan barang modal, kecuali subsektor tanaman hortikultura dan subsektor perikanan tangkap karena kenaikannya lebih besar dibandingkan dengan kenaikan harga yang diterima petani.
Dia menyatakan bahwa kenaikan nilai tukar usaha pertanian lebih besar dibandingkan dengan kenaikan nilai tukar petani. Menurutnya, dari 33 provinsi, sebanyak 20 provinsi mengalami kenaikan NTP dan 13 daerah mengalami penurunan.
Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sumatera Barat dengan peningkatan 0,98 persen. Sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara yang turun sebesar 1,47 persen.
Pada Januari 2014, inflasi di daerah pedesaan di Provinsi Lampung sebesar 0,63 persen. Inflasi di daerah pedesaan terutama disebabkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok bahan makanan dan perumahan.