REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Sejumlah orang tua mengaku kecewa kepada pengelola sekolah karena anaknya diangkut seperti ternak dengan menumpang truk menuju Pantai Carita sehingga terjadi kecelakaan maut.
"Kami merasa kecewa anak-anak diangkut truk seperti ternak. Kekecawaan ini bertambah karena kepala sekolah belum menengok ke sini," kata Ade, orang tua siswa SMKN 1 Pandeglang saat ditemui di RSUD Berkah, Pandeglang, Sabtu.
Ia mengatakan orang tua mendukung anaknya mengikuti kegiatan Kwarcab Pramuka di bumi perkemahan Pantai Carita.
Bahkan, dirinya mengeluarkan biaya kegiatan Pramuka sebesar Rp 70.000 untuk kebutuhan sertifikat, transportasi dan lokasi perkemahan.
Namun pihaknya menyayangkan karena pihak sekolah menggunakan angkutan truk, terlebih kendaraan itu tidak layak jalan.
Seharusnya, kata dia, pihak sekolah mengangkut siswa menggunakan kendaraan layak jalan dan tidak seperti mengangkut ternak.
"Kami tidak menerima dengan membayar uang sebesar Rp 70.000, tetapi diangkut truk," kata orang tua Dea Nurul kelas II itu.
Ade mengatakan kondisi anaknya yang mengalami luka-luka bagian kaki, tangan dan kepala kini mulai membaik. Namun, dia sebagai orang tua tentu panik ketika menerima laporan kecelakaan.
Kecelakaan ini, kata dia, tidak akan terjadi jika pihak sekolah mengangkut kendaraan yang layak jalan.
"Kami berharap ke depan tidak terulang lagi menggunakan angkutan truk," katanya.
Begitu pula Tati, orang tua Mutia Sari siswa Kelas II, mengaku dirinya merasa kecewa sikap kepala sekolah yang tidak mengunjungi pasien di RSUD Berkah Pandeglang.
Semestinya, ujar dia, kepala sekolah datang ke sini untuk melihat kondisi anak yang kini mendapat perawatan di rumah sakit. "Kami sangat kecewa kenapa anak kami ini diangkut truk sehingga terjadi kecelakaan," katanya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Pandeglang, AKP Arismatmoko, mengatakan hasil pemeriksaan di lapangan mendapati kecelakaan itu karena kondisi kendaraan tidak layak jalan.
Kendaraan truk dengan nomor polisi B 9148 IL itu kondisi rem tangan tidak berfungsi. Selain itu, seluruh ban vulkanisir, speedometer tidak ada, pedal kap diikat dengan benang dan lima pakem rem terlepas.
Pengemudi juga hanya memiliki SIM A dan bukan golongan SIM B untuk sopir angkutan truk, sementara cuaca mulai mendung dan gelap.
Kendaraan truk tersebut juga bukan untuk mengangkut pelajar SMKN 1 Pandeglang yang hendak mengikuti Kwarcab Pramuka di bumi perkemahan Cilurah, Pantai Carita.
"Kami menyimpulkan kecelakaan maut itu akibat rem bolong karena lima pakem rem terlepas," katanya.