REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat semakin yakin mengenai adanya "tekanan dari atas" yang luar biasa terhadap institusi Polisi Republik Indonesia (Polri).
Khususnya, agar pimpinan Polri serta jajarannya memusnahkan jilbab dan keinginan berjilbab dari Kepolisian.
Situasi ini disinyalir oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain
"Para Polwan berjilbab dan para pengamat merasakan adanya tekanan dan intimidasi terhadap mereka saat ini," tutur Tengku Zulkarnain dengan nada tegas saat dihubungi pada Kamis malam (6/1).
Apalagi, menurut Tengku, respons dari Polri terhadap aturan berjilbab dan penggarapan dananya ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI seolah sudah melempem dan terlupakan seiring dengan berlalunya waktu.
Ada skenario yang nyata untuk tidak memproses hak berjilbab Polwan di institusi Polri.
Apalagi, menurut Tengku, sempat terlontar ucapan dari seorang petinggi Polri saat menanggapi desakan izin berjilbab dengan ucapan ketus.
"Jangan campuri urusan rumah tangga kami," pungkas Tengku Zulkarnain sambil menirukan ucapan ketus petinggi Polri itu.