REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pengendara luar kota/provinsi Sumatera dan Jawa yang melintas di jalan lintas Sumatera (jalinsum) harus rela bersabar. Arus lalu lintas di jalinsum kawasan Gunungsugih-Terbanggi Besar, Lampung, terus mengalami kemacetan panjang dan mengantre hingga berjam-jam lamanya.
Para sopir truk dan bus penumpang tak bisa berbuat banyak dengan kemacetan yang mencapai lima jam lebih. Kemacetan dikarenakan jalan alternatif yang sempit dan jalannya jelek pasca-amblesnya Jembatan Terbanggi akhir Januari lalu.
Sarmin, sopir truk asal Palembang tujuan Banten, mengatakan ia terpaksa mengantre hingga lima jam sebelum bisa lolos dari kemacetan di jalan alternatif Terminal Betan Subing tersebut.
''Kondisi macet ini setiap hari dan setiap malam," kata Sarmin saat tiba di Bandar Lampung pada Rabu (5/2).
Kerugian para sopir truk angkutan barang yang hendak menuju Pelabuhan Bakauheni ini sudah tidak terhitung lagi.
Wakil Bupati Lampung Tengah, Mustafa, mengakui jalan alternatif kendaraan lintas Sumatera setelah jembatan putus makin rusak parah. Pemkab setempat akan menggalang pihak ketiga untuk memperbaiki jalan tersebut dengan cara menambal lubang-lubang jalan.
Sedangkan perbaikan Jembatan Terbanggi, yang bagian bahu kanannya ambles pada akhir Januari lalu, belum juga dilakukan perbaikan. Padahal, tim Dinas Bina Marga dan tim Kementrian Pekerjaan Umum sudah meninjau lokasi jembatan.
Jembatan Terbanggi menjadi tumpuan pengendara mobil pribadi, truk barang, bus penumpang, bahkan trailer dari Jawa dan Sumatera.