REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angin kencang melanda Kota Kupang, mengakibatkan sekitar 160 rumah penduduk di Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur itu rontok atapnya serta yang lainnya roboh ditimpa pohon yang tumbang.
"Kami harus segera mengambil langkah-langkah penanggulangan, karena badai angin kencang tampaknya masih terus berlanjut melanda Kota Kupang dalam beberapa hari ke depan," kata Wali Kota Kupang Jonas Salean di Kupang, Rabu (5/2).
Salean mengatakan langkah-langkah penanggulangan terhadap korban puting beliung ini perlu segera dilakukan agar masyarakat korban segera bebas dari penderitaan. Ia belum menjelaskan langkah-langkah penanggulangan dimaksud, karena masih harus turun ke lapangan untuk melihat kondisi sesunguhnya di lapangan untuk kemudian membahas bersama instansi teknis, guna mengambil langkah yang tepat dalam upaya penanggulangannya.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kupang, wilayah dataran rendah Nusa Tenggara Timur seperti Kota Kupang dan beberapa kota lainnya di daratan Pulau Timor bagian barat, masih dilanda angin kencang dan gelombang pasang, karena masih terjadinya pertumbuhan tekanan rendah di daratan Australia.
Wilayah NTT, dalam peta nusantara, berada di luar gugusan kepulauan nusantara, sehingga mudah terkena badai dan bencana jika terjadi perubahan iklim dan cuaca di Benua Asia maupun Australia.