Rabu 05 Feb 2014 01:39 WIB

Puluhan Penumpang Merpati di Bali Kecewa

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Hazliansyah
Merpati Nusantara
Merpati Nusantara

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sejumlah penumpang Maskapai Merpati di Bandara Ngurah Rai kecewa karena pesawat pelat merah itu tidak terbang, Selasa (4/2). Padahal mereka sudah memegang tiket yang dibeli beberapa hari sebelumnya.

"Persoalannya bukan hanya kerugian berapa harga tiketnya, tapi kami kan harus bekerja. Kalau pesawat tidak terbang, jadwal kerja kami jadi terganggu," kata Islahudin.

Penumpang Merpati jurusan Lombok, NTB itu mengaku terkejut karena pihak Merpati tidak menginformasikan sebelumnya, kalau mereka tidak terbang. Karenanya, saat berangkat ke Bandara Ngurah Rai, mereka tidak mempersiapkan diri untuk pindah atau memilih penerbangan lainnya.

Maskapai Merpati melayani penerbangan dari Denpasar ke sejumlah daerah di Indonesia Timur. Selain Lombok, juga Bima dan wilayah-wilayah di NTT.

Penumpang lainnya, Muhdar, mengatakan, selain tempat check-in nya tutup, konter penjualan tiket Merpati di Bandara Ngurah Rai juga tidak buka. Karena itu mereka tidak tahu harus mengadu atau melakukan protes kemana.

"Kami sangat kecewa sekali, karena batal berangkat," kata Muhdar.

Sedangkan sejumlah penumpang lainnya, ada yang memilih pindah pesawat, kendati pun memang sulit mendapatkan tiket secara mendadak. Sedangkan sejumlah penumpang lainnya, ada yang memilih menunda keberangkatan, serta sebagian memilih jalur darat lewat Pelabuhan Padangbai, Kabupaten Karangasem.

Dihubungi terpisah, Humas PT AP I Bandara Ngurah Rai menjelaskan, bahwa informasi mengenai penghentian sementara penerbangan Merpati sudah disampaikan sebelumnya oleh Kantor Pusat Merpati. Hanya saja karena sampai hari-hari terakhir untuk penerbangan tertentu Merpati masih beroperasi, penumpang jadi ragu-ragu.

"Jadi diantara penumpang ada yang coba-coba datang ke Bandara, apa benar Merpati tidak beroperasi. Mestinya mereka sudah antisipai sebelumnya, agar perjalanan mereka tidak terganggu," kata staf Humas PT AP I yang enggan disebutkan namanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement