REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir yang mulai surut menyisakan sampah yang menumpuk. Di bawah jembatan layang Kalibata, Jakarta Selatan, rata-rata 80 ton sampah diangkut setiap harinya.
Pengawas Badan Air Taman dan Jalur Hijau Dinas Kebersihan Jakarta Selatan, Rochmad mengatakan pengangkatan sampah dilakukan setiap hari sejak 13 Januari lalu. Volume sampah yang diangkut, ujar Rochmad, antara 15-20 truk setiap harinya. "Jam operasional dimulai jam 08.00 WIB hingga 17.00 WIB setiap harinya," ujar Rochmad, Ahad (2/2).
Meskipun banjir sempat surut, seperti hari ini, volume sampah yang diangkut tidak berkurang. Pihaknya menerjunkan 40 petugas kebersihan dari Dinas Kebersihan Jakarta Selatan dan Jakarta Timur setiap harinya. "Dua alat berat juga kita siagakan untuk mengeruk sampah."
Rochmad mengaku kesulitan yang ditemui adalah medan yang tidak memungkinkan alat berat turun ke pinggir sungai. Sehingga, kata Rochmad, masih banyaknya sampah di pinggiran sungai akan diangkut secara manual. Selain itu, banyak sampah-sampah besar, seperti pohon, kasur, kursi yang tersangkut besi jembatan. "Karena alat berat tak menjangkau, kita hanya hanyutkan. Nanti diambil di Kebun Baru," terang Rochmad. Selain itu ada jalur kabel listrik PLN yang menggantung di sebelah jembatan. Rochmad mengaku sampah yang menyangkut di kabel harus dibersihkan secara hati-hati.
Rochmad menerangkan, sampah-sampah dari Kalibata, sementara akan ditempatkan sementara di penampungan di Kanal Banjir Timur. Selanjutnya sampah akan diangkut ke Bantagebang, Bekasi. "Untuk mempercepat pengangkutan dari sini."
Untuk jalan di bawah jembatan layang Kalibata, hingga saat ini tidak bisa dilewati. Namun Rochmad memperkirakan besok, jalanan sudah bisa dilewati kendaraan. "Hari ini dibersihkan dulu secara manual setelah alat berat. Semoga segera bisa dilewati."