REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Dampak dari peristiwa kebakaran lahan atau hutan di Pekanbaru belum mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Riau.
"Semuanya masih normal dan lancar. Penerbangan belum ada terganggu kabut asap," kata Airport Duty Manager Bandara SSK II Pekanbaru, Hasnan, Ahad.
Ia menjelaskan, jarak pandang di bandara terparah pada pukul 06.00 hingga 08.00 WIB, yakni berada diantara satu hingga dua kilometer. Namun menurut dia, beberapa jadwal keberangkatan dan kedatangan pesawat pertama masih baik.
Sementara masuki pukul 09.00 WIB, demikian Hasnan, jarak pandang meningkat jadi di atas dua kilometer sehingga aktivitas jauh lebih baik.
"Siang ini, sekitar jam 10.00 WIB, jarak pandang sudah empat kilometer atau dalam keadaan normal," katanya.
Hasnan mengakui, kabut asap pagi tadi tampak lebih tebal dibanding dengan hari sebelumnya. Hal itu menurut dia bisa jadi disebabkan juga adanya awan embun yang turun hingga ke permukaan dekat dengan bumi.
"Sehingga tampak lebih tebal," katanya.
Kabut asap terpantau juga menutupi sejumlah kawasan Kota Pekanbaru, mulai dari gedung-gedung serta kompleks perumahan dan jalanan. Warga berharap pemerintah dapat mengambil langkah cepat mengantisipasi terjadinya kabut asap yang lebih parah.
Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan satelite Terra dan Aqua pada Kamis (1/2) mendeteksi kemunculan lebih 90 titik panas (hotspot) di daratan Riau.
"Hotspot" tersebut diindikasi sebagai peristiwa kebakaran lahan atau hutan yang pada akhirnya menyebabkan udara di sejumlah wilayah kabupaten/kota tercemar kabut asap.