REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Banjir yang melanda sejumlah daerah di Jabar, membuat warga korban banjir banyak yang mengungsi. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Alma Lucyati, pengungsi korban banjir tidak hanya rentan terserang penyakit fisik tapi juga psikis.
Lamanya banjir yang melanda sejumlah daerah, membuat warga akan mulai merasakan beban psikis. "Mereka yang biasanya di rumah beraktivitas, bekerja atau kegiatan lain tiba-tiba, dua pekan rumahnya terendam. Pasti, ada kegelisahan jiwa berhari-hari harus di pengungsian, itu beban psikis buat mereka," ujar Alma dalam workshop di Unisba, akhir pekan lalu.
Menurut Alma, saat ini tinggal tujuh kabupaten/kota yang diawasi oleh Dinkes Jabar, untuk membantu pengungsi korban banjir. Di antaranya, Karawang dan Bekasi. Daerah-daerah tersebut sudah mulai surut namun curah hujan tinggi hingga air kembali menggenang.
Oleh karena itu, menurut Alma, pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat untuk siap membantu masyarakat yang mengalami penyakit saat atau pasca banjir. Yakni, kencing tikus (leptospirosis), penyakit kulit, dan cikungunya.
"Semua siaga termasuk puskesmas, sudah ada protapnya untuk siaga khususnya saat terjadi bencana seperti banjir," katanya.
Menurut Alma, selain kesiapan petugas medis, untuk membantu warga korban banjir yang terserang penyakit juga disiapkan obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya. Semuanya dibutuhkan, sebagai pertolongan pertama bagi warga korban banjir yang membutuhkan pertolongan medis.