REPUBLIKA.CO.ID, NUSA PENIDA -- Populasi burung walet di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, terancam akibat eksploitasi sarang burung di Gua Batumelawang tidak memperhatikan faktor regenerasi.

"Kami sudah melihat sendiri sarang di Batumelawang," kata Direktur Perusahaan Daerah Nusa Kerta Kosala, I Wayan Sukadana.

Panen sarang burung walet di Batumelawang hanya mendapatkan 235 sarang burung. "Padahal pada 1991-2000, Batumelawang ini rata-rata bisa menghasilkan 4.000 sarang burung setiap kali panen. Dalam setahun bisa empat kali panen," kata Sukadana.

Ia menduga hal itu disebabkan eksploitasi sarang burung yang berlebihan sehingga mengabaikan struktur regenerasi dan kelestarian populasi.

"Untuk memulihkan kondisi, maka jadwal panen yang biasanya empat kali dalam setahun harus diubah menjadi dua kali setahun," katanya.

Hal itu direspons oleh Bupati Klungkung Nyoman Suwirta dengan memerintahkan jajaran di bawahnya, seperti Disperindagkop UKM dan Bappeda membuat terobosan baru.

"Dari tahun ke tahun terus menurun. Kondisi ini harus segera dipulihkan," katanya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika