REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan Gita Wirjawan mundur sebagai mendag dinilai tidak tepat. Karena keputusan itu bertepatan dengan munculnya karut marut mengenai beras impor dari Vietnam yang beredar di pasaran.
"Ini jadi kabur, membuat publik menduga-duga. Kenapa event-nya pas sepert ini," ujar pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro di Jakarta, Sabtu (1/2).
Sehingga, ujarnya, muncul dugaan Gita mundur karena ada masalah beras impor. Padahal, sebagai pemimpin di kemendag, Gita seharusnya bertanggung jawab secara utuh.
Ia mengatakan, masalah yang ada bisa menjadi bentuk ujian bagi Gita yang tengah ikut kontestasi konvensi capres Partai Demokrat. "Seorang pemimpin, dia diuji dengan permasalahan yang dihadapinya," kata dia.
Siti mengatakan, seorang pemimpin tidak muncul karena rancangan. Namun, pemimpin spontan muncul dengan ujian berbagai persoalan. Karena itu, seharusnya Gita menyelesaikan tugasnya sebagai mendag. "Dia sebagai pemegang otoritas harus bertanggung jawab," ujar dia.
Menurut Siti, pernyataan mundur dari posisi menteri dan persoalan impor beras Vietnam bisa memengaruhi citra Gita. Namun, Gita bisa jadi sudah mempunyai hitung-hitungan politik mengingat statusnya sebagai kandidat capres Partai Demokrat.
"Dia tidak lolos sekarang, dia akan targetkan untuk yang akan datang. Karena itu mungkin nyebur sekalian menjadi kader sekaligus pengurus di partai itu," kata dia.