REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang juga mantan Presiden Republik Indonesia, BJ Habibie menolak 'ikatan' bikinananya disorongkan ke politik praktis.
Kata dia, cendikiawan muslim punya konsenstrasi persoalan lebih besar ketimbang hanya polemik politik.''ICMI tidak ikut-ikutan dalam politik,'' kata dia, menjawab pertanyaan wartawan saat dialog terbatas para tokoh ICMI di kediaman pribadinya, di Jakarta, Jumat (31/1).
Kata dia, ICMI adalah mesin bagi bangsa untuk menciptakan pemimpin-pemimpin bangsa yang lumrahnya harus paham berpolitik. Kata dia, ICMI memang harus bersinergi dengan semua elemen. Baik partai Islam atau pun elemen nonpartai lainnya, bahkan partai non-Islam atau yang lain.
Tapi, ketika ditanya soal apakah ICMI punya gagasan agar tercipta koalisi partai-partai Islam untuk unggul dalam kepemimpinan nasional mendatang, Habibie mengatakan tidak ada rencana itu. Teknokrat ini menegaskan, dalam koridornya, sejak pertama dibentuk, ICMI bukan kamar untuk berpolitik.
ICMI, kata dia, motivasinya adalah untuk mempersatukan para cendikiawan muslim di Tanah Air agar menciptakan gagasan ke-Islaman yang berbangsa dan ber-ilmu pengetahuan dan ber-teknologi unggul. Persoalan para tokoh terasnya saat ini adalah para 'petarung' politik, Habibie mengatakan, ''itu lah ICMI''.
Memang, harus diakui, hampir semua pejabat penting di partai politik saat ini adalah juga tokoh-tokoh ICMI. Sebut saja diantaranya adalah Priyo Budi Santoso. Peran Priyo besar di Partai Golkar, tapi dia juga menjabat sebagai Ketua Presidium ICMI. Priyo juga santer diunggulkan untuk menjadi calon presiden 2014 mendatang.
Selain dia, Ketua Umum Golkar Abu Rizal Bakrie, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Radjasa, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Hanura Wiranto, pun, disebut Habibie sebagai warga dan anggota teras ICMI.Tapi Habibie mengatakan, ''semua dari mereka punya komitmen pada misi ICMI yang besar itu, yakni berkualitas dalam beriman, bekerja, hidup, berkarya dan bertaqwa.''
Lima kualitas tersebut lah yang menurut Habibie harus kembali ada dalam setiap gagasan-gagasan ICMI.