REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Warga yang tinggal di daerah lereng di sejumlah daerah di Kabupaten Bogor rawan longsor. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, mencatat selama Januari ini terjadi longsor di 102 titik di 29 kecamatan di 102 desa wilayah.
Menurut Sekretaris BPBD Kabupaten Bogor, Makmur, lonsor yang terjadi di 102 titik tersebut telah merusak 87 rumah dengan kondisi berat, 111 rumah dengan kondisi sedang dan 651 rumah dengan kondisi ringan. Akibat longsor tersebut ratusan jiwa diungsikan sementara, dengan jumlah terbanyak 593 jiwa mengungsi di Kampung Gonggong, Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur.
"Longsor yang paling tinggi eskalasinya terjadi di Kecamatan Sukamakmur, ada 55 rumah rusak berat dan puluhan lainnya rusak sedang dan ringan. 593 jiwa mengungsi sementara," ujar Makmur, Kamis (30/1).
Selain di Kecamatan Sukamakmur, longsor yang terjadi di daerah lainnya masih berskala kecil namun menyebar di 100 titik dengan jumlah kerusakan bangunan rata-rata berkisar antar dua, hingga tidak dan lima unit.
Untuk total kerugian, lanjut Makmur belum diketahui, karena saat ini petugas dari BPBD dan PMI masih melakukan pendataan dan penilaian kerugian akibat longsor."Total kerugian belum bisa kami perhitungkan masih didata oleh petugas, tapi kita lebih prioritaskan penanganan bencana dan menyelamatkan korban bencana sehingga tidak fokus perhitungan kerugian," ujarnya.
Makmur mengatakan, selama satu bulan ini bencana longsor mendominasi terjadi di wilayah Kabupaten Bogor. Ini terjadi seiring intensitas hujan yang terus melanda wilayah tersebut. Hal ini dikarenakan Kabupaten Bogor merupakan kawasan rawan bencana di wilayah Jawa Barat. Terutama saat musim penghujan, tanah labil menyebabkan longsor.
"Dilihat dari jumlahnya, tahun ini mengalami peningkatan, bila dibanding tahun lalu. Walaupun kecil-kecil longsornya tapi banyak dan menyebar di hampir setiap wilayah," ujar Makmur.