Kamis 30 Jan 2014 06:04 WIB

Kerugian Banjir Indramayu Capai Rp 1 Triliun

Rep: lilis/ Red: Damanhuri Zuhri
Bupati Indramayu, Anna Sophanah
Foto: blogspot.com
Bupati Indramayu, Anna Sophanah

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir yang merendam seluruh kecamatan di Kabupaten Indramayu sepekan lebih, menimbulkan kerugian triliunan rupiah.

Pemerintah Kabupaten Indramayu berharap ada bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi untuk mengatasi kerugian tersebut.

''Kami harap, pemerintah pusat dan provinsi serius dan secepatnya membantu kami,'' ujar Bupati Indramayu, Anna Sophanah, saat ditemui usai mengunjungi korban banjir di Desa Bugel, Kecamatan Patrol, Rabu (29/1).

Anna menyebutkan, kerugian akibat banjir di Indramayu mencapai sekitar Rp 1,062 triliun. Kerugian itu diakibatkan kerusakan berbagai sarana infrastruktur.

Data kerugian itu terdiri dari kerusakan ribuan sekolah, baik SD, SMP, SMA dan SMK sekitar Rp 42 miliar. Kerusakan irigasi, bendungan dan saluran pembuang senilai Rp 47,1 miliar.

Selain itu, kerusakan jalan aspal luar kota, jalan aspal dalam kota dan jalan beton sepanjang 813,67 km yang mencapai sekitar Rp 266 miliar. Ditambah jembatan kabupaten dan jembatan desa sekitar Rp 1,7 miliar.

Tak hanya itu, banjir juga menimbulkan kerusakan pada sektor perikanan budidaya dan pembenihan ikan serta udang seluas 16.616 hektare dengan nilai Rp 147 miliar. Areal pertanian seluas 48 ribu hektare pun terendam dan menimbulkan kerugian lebih dari Rp 98 miliar.

Ia menerangkan, banjir telah menimbulkan kerusakan 4.685 unit rumah warga dengan kerugian sekitar Rp 23,4 miliar. Ditambah lagi, jalan lingkungan sekitar Rp 199,6 miliar, jalan setapak Rp 56 miliar dan drainase sekitar Rp 180 miliar.

''APBD Indramayu tidak mampu menyelesaikan semua kerugian itu. Apalagi, APBD 2014 sudah ketok palu,'' tutur Anna.

Anna mengatakan, pemerintah pusat dan provinsi baru sebatas menyalurkan bantuan sembako. Sedangkan bantuan pascabanjir, hingga kini belum ada.

Anna mengungkapkan, bidang yang paling mendesak untuk segera diperbaiki, diantaranya pertanian. Pasalnya, Kabupaten Indramayu merupakan lumbung padi nasional.

Tak hanya itu, Anna juga meminta agar jalur pantura segera diperbaiki. Apalagi, jalur tersebut sangat mempengaruhi roda perekonomian warga.

Kuwu Anjatan, Kecamatan Anjatan, Asmono, menjelaskan, meski banjir sudah terjadi selama sepekan, hingga saat ini masih ada sekitar 1.800 rumah warga yang terendam dengan ketinggian 20 cm - 1 meter.

Selain itu, kurang lebih 6.000 warganya juga menjadi korban banjir. ''Kami sangat mengharapkan bantuan dari pemerintah,'' jelas Asmono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement