REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Mawardi mengatakan, para pengedar uang palsu kini mulai mengincar kabupaten di pinggiran kota sebagai tempat untuk mengedarkan uang palsu.
"Wilayah yang menjadi incaran para pengedar uang palsu antara lain di Kabupaten Penajam dan Tanah Grogot, di wilayah kerja kami," katanya di Balipapan, Rabu (29/1).
Ia mengatakan, sampai Desember 2013, BI Perwakilan Balikpapan menemukan uang palsu hingga 641 lembar. Pada tahun sebelumnya sebanyak 431 lembar.
Hampir seluruh temuan uang palsu itu berasal dari Penajam Paser Utara dan Paser, dua kabupaten di selatan Balikpapan. Kabupaten seperti itu menjadi sasaran empuk karena dianggap masyarakatnya belum mengenal baik uang palsu sehingga gampang ditipu.
Di sisi lain, perkembangan ekonomi kedua daerah itu juga sangat pesat. Kedua kabupaten memiliki banyak perkebunan besar kelapa sawit yang menjadi pendorong ekonomi selain pertanian masyarakat dan pertambangan batu bara.
"Saya menduga memang demikian, karena masyarakat di pesisir, atau di daerah pedalaman seperti itu gampang ditipu, karena itulah BI Perwakilan Balikpapan terus menggelar sosialisasi tentang cara-cara mengenali uang palsu," kata Mawardi.