REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan berpendapat, realisasi pengoperasian kereta api supercepat di Tanah Air masih sulit. Karena dibutuhkan pembangunan rel kereta baru yang relatif lurus.
"Saat ini jakur kereta kita masih merupakan peninggalan Belanda yang relatif berkelok atau tidak cocok untuk jalur kereta supercepat," ujar Dahlan di Jakarta, Rabu (29/1).
Fisik rel pun harus lebih lebar dari sekarang. Selain itu, membutuhkan pembebasan lahan dalam jumlah besar. Pemerintah saat ini sedang merencanakan pembangunan kereta supercepat Jakarta-Surabaya.
Investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan proyek tersebut diperkirakan mencapai Rp 60 triliun sampai Rp70 triliun yang bersumber dari dana hibah pemerintah Jepang.
Saat ini proyek tersebut sedang memasuki tahap penyelesaian studi kelayakan. Alternatif rute yang masih dalam pembahasan yaitu Jakarta-Cirebon-Semarang- Surabaya, Jakarta-Bandung-Cirebon-Semarang-Surabaya, dan rute Jakarta-Cikarang-Bandung-Cirebon-Semarang-Surabaya.
Terkait rencana tersebut, Dahlan mengaku BUMN belum mendapat penugasan untuk ikut di dalamnya. "Belum tahu. Tapi, saya berpikiran kalau implementasi pembebasan lahan menjadi kendala, maka boleh juga jalurnya dibangun di atas laut," ujarnya.