REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tindakan tegas kembali dilakukan polisi terhadap pelaju kejahatan jalanan (jambret). Kali ini polisi menembak mati PSA (21 tahun) pimpinan sebuah geng motor ternama di Kota Bandung.
Tersangka yang selama ini menjadi residivis kasus pencurian dengan kekerasan (curas) tewas setelah timas panas milik polisi bersarang di dadanya. Pelaku disergap kemudian ditembak polisi setelah melakukan aksi kejahatan ( menjambret).
Penyergapan terhadap tersangka, kata Kapolresta Cimahi, AKBP Erwin Kurniawan, dilakukan petugas Satreskrim pada Senin (27/1) tengah malam di sebuah rumah di Perumahan Taman Kopo Indah III, Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung.
Tindakan tegas, kata dia, dilakukan polisi lantaran saat penangkapan tersangka melakukan perlawanan dengan menggunakan sebuah sangkur. "Saat penyergapan ada dua pelaku. Namun satu pelaku lagi berhasil kabur," katanya kepada para wartawan, Selasa (28/1).
Di tempat penyergapan, kata Erwin, polisi mengamankan sejumlah barang bukti antara lain sebilah sangkur, satu unit pistol mainan yang biasa digunakan pelaku saat beraksi, tiga unit sepeda motor hasil kejahatan, tiga unit sepeda motor ditemukan dari seorang penadah, dan identitas pelaku.
"Sepeda motor yang disita merupakan hasil kejahatan pelaku bersama komplotannya," katanya.
Dalam melakukan aksinya, kata Erwin, tersangka selalu membawa sangkur dan senpi mainan. Dengan senjata tersebut, imbuh dia, pelaku mengancam korbannya. Bahkan pelaku tak segan- segan melukai korbannya yang berusaha melakukan perlawanan.
"Aksi pelaku tak hanya di wilayah Kota Cimahi, tapi juga di Kota Bandung dan sekitarnya. Modus operandinya merampas motor korban di jalanan dan barang berharga lainnya," ujarnya.
Dikatakan Erwin, dari hasil pemeriksaan, tersangka merupakan pimpinan sebuah geng motor ternama di wilayah Margahayu, Kabupaten Bandung.
Saat ini, kata dia, polisi masih terus melakukan pendataan aksi kejahatan yang pernah dilakukan tersangka. Selain itu, kata dia, polisi juga tengah mengejar anggota komplotan ini. " Masih sedang kita data dimana saja pelaku beraksi," katanya.