REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut bencana yang terjadi selama periode Januari tahun ini sudah memberikan imbas ekonomi yang besar. BNPB mencatat kerugian akibat bencana sudah mencapai angka triliunan rupiah.
Berdasaran data yang dihimpun BNPB, salah satu wilayah yang menderita kerugian dan kerusakan besar akibat bencana adalah Sulawesi Utara. Banjir bandang dan tanah longsor yang menimpa beberapa daerah di provinsi tersebut sudah menyebabkan kerugian dan kerusakan sebesar Rp 1,87 triliun.
"Banjir di Jakarta dan Pantura akan mencapai puluhan triliun, dan lainnya," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam keterangan persnya, Selasa (28/1).
Selama periode Januari tahun ini, Sutopo mengatakan sudah 182 kejadia bencana hidrometeorologi terjadi, seperti banjir, tanah longsor, dan puting beliung.
Bencana ini mengakibatkan 137 orang meninggal dunia dan 1,1 juta jiwa mengungsi. Sutopo juga mengatakan ribuan rumah mengalami kerusakan akibat bencana hidrometeorologi. "Sebagian besar korban tewas akibat longsor seperti di Kudus, Manado, Kota Tomohon, Jombang," katanya.
BNPB mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada akan potensi bencana banjir dan tanah longsor. Sutopo
mengatakan, prediksi potensi bencana ini disesuaikan dengan pola curah hujan di Indonesia.
Ia mengatakan, puncak hujan berlangsung sejak awal Januari hingga Maret mendatang di sebagian besar wilayah Indonesia. Namun untuk beberapa wilayah, seperti Maluku dan Halmahera, puncak hujan diperkirakan terjadi pada pertengahan tahun.