Selasa 28 Jan 2014 18:55 WIB

Karawang Belum Terbebas Dari Banjir

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Julkifli Marbun
ilustrasi banjir
ilustrasi banjir

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pemkab Karawang, Jawa Barat, masih berlakukan status siaga banjir. Pasalnya, curah hujan yang turun masih cukup tinggi. Dengan begitu, 50 persen desa di Karawang rawan tergenang banjir. Mengingat, wilayah tersebut merupakan dataran rendah. Sehingga, ketika curah hujan tinggi, air dari sungai bisa meluap ke daratan dengan mudah.

Kepala Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Karawang, Rokhuyun A Santosa, mengatakan, sampai saat ini Karawang belum terbebas dari banjir. Meskipun, beberapa hari terakhir di sejumlah wilayah banjirnya sudah surut. Namun, tetap saja wilayah tersebut belum bebas banjir. Selagi, curah hujan masih tinggi.

"Makanya, sampai saat ini kami tetap waspada terhadap banjir," ujar Rokhuyun, kepada Republika, Selasa (28/1).

Seperti hari ini, pihaknya mendapat laporan banjir kembali menggenangi Desa Dengklok Utara dan Dengklok Selatan di Kecamatan Rengasdengklok. Banjir tersebut, disebabkan meluapnya Sungai Citarum. Adanya laporan banjir ini, pihaknya langsung turun ke lapangan. Untuk mengecek ketinggian air serta nasib warga korban banjir.

Meskipun banjir kerap kali mendera wilayah Karawang, lanjut Rokhuyun, tetapi pihaknya bersama tim tanggap darurat bencana (Tagana) selalu kesulitan dalam mengevakuasi warga. Alasannya, karena keterbatasan perahu karet. Serta, pola pikir masyarakat yang susah.

"Masyarakat kita, kalau airnya belum setinggi pinggang orang dewasa, selalu menolak untuk dievakuasi," ujarnya.

Beruntung, saat ini pemkab mendapat bantuan perahu karet. Yaitu, dari Pegadaian Kanwil 8 Jakarta. Bantuan perahu karet itu, sebanyak 10 unit. Dengan begitu, total perahu karet yang siaga sampai saat ini mencapai 20 unit.

Yakni, 10 unit merupakan bantuan Pegadaian. Delapan unit, perahu karet milik Dinsos. Satu unit milik Dinas Cipta Karya. Serta satu unit lagi milik BPLHD Karawang.

"Perahu karet ini, selalu siaga di kantor Dinsos bersama Tagana," ujar Rokhuyun.

Terkait dengan kebutuhan korban banjir, Rokhuyun mengaku, saat ini sudah banyak bantuan bagi warga. Baik dari pemerintah maupun perusahaan. Bantuan yang terkumpul, seperti, mie instan, selimut, pakaian, dan beras.

Tetapi, yang paling dibutuhkan yaitu makanan siap saji. Seperti ikan dalam kemasan kaleng. Sebab, warga sudah bosan mengkonsumsi mie instan.

Sedangkan, bantuan beras sebanyak 25 ton dari provinsi. 100 ton dari pusat. Adapun yang telah dimanfaatkan, sebanyak 87,5 ton. Sisa stok beras saat ini, tinggal 32,5 ton.

"Tapi, kami mendengar provinsi akan memberikan bantuan 200 ton lagi. Bantuan ini, termasuk untuk para nelayan yang sedang dilanda paceklik," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement