REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Syuhada Bahri mengatakan, sebagian besar masjid yang dibangun pihaknya di daerah yang kemampuan ekonomi masyarakatnya kurang, seperti wilayah transmigrasi dan pedalaman di Indonesia.
Melihat kondisi tersebut, sudah pasti masjid-masjid itu tidak memiliki 'sound system' atau tata suara yang memadai. Pengelolaan masjid, meski dibangun DDII, pengelolaannya diserahkan pada masyarakat sekitar masjid.
"Mereka dengan kondisi 'sound system' yang ada sekarang sudah cukup puas," ujarnya, Senin (27/1).
Menurutnya, pengetahuan masyarakat di wilayah itu masih terbatas sehingga jika diberikan teknologi yang lebih canggih belum paham. Ia khawatir nantinya penggunaan teknologi itu malah tidak optimal.
Apalagi di daerah gangguannya tidak seperti di kota besar yang bising oleh lalu-lalang kendaraan. Jamaah masjid pun tidak sebanyak di kota-kota besar. DDII telah membangun sekitar seribu masjid di Indonesia.
Ia berkata, terkait program perbaikan akustik masjid yang dilakukan Dewan Masjid Indonesia (DMI), Syuhada sangat mendukungnya. Gerakan ini, lebih berorientasi pada perbaikan tata suara di masjid-masjid besar.
"Alangkah baiknya setelah masjid-masjid besar rampung diperbaiki, kemudian bisa beralih ke masjid yang lebih kecil," katanya.