REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Jumlah masyarakat miskin di Bali pada September 2013 meningkat menjadi 4,49 persen atau sebanyak 186.530 orang.
Angka kemiskinan itu naik 0,54 persen dibandingkan data pada Maret 2013 yang hanya 3,95 persen atau hanya 162.510 orang.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Panusunan Siregar mengemukakan, peningkatan angka kemiskinan di Bali terjadi di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Bangli, Klungkung dan Karangasem.
"Lebih rinci lagi, angka kemiskinan di tiga kabupaten itu terjadi di 82 desa," kata Siregar saat menghadap Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta di Kantor Pemprov Bali, di Denpasar, Senin (27/1).
Ia melaporkan tingkat inflasi pedesaan yang mencapai 3,43 persen, yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan yang hanya 2,73 persen.
Menanggapi laporan Siregar, Wagub Sudikerta yang didampingi sejumlah kepala SKPD menginstruksikan agar para SKPD di lingkungan Pemrpov Bali agar fokus dan lebih bersinergi dalam mengentaskan kemiskinan melalui program-program Bali Mandara.
"Penanganannya agar berkoordinasi antar instansi, sehingga masalah kemiskinan bisa cepat ditanggulangi," katanya.
Untuk program-program yang langsung diberikan kepada masyarakat, khususnya penyaluran beras miskin (raskin), Sudikerta mengingatkan agar lebih ditingkatkan dan pemanfaatannya lebih tepat sasaran.
Masyarakat juga diminta mengubah pandangannya mengenai pemanfaatan raskin, agar dimanfaatkan secara langsung dan bukannya digunakan untuk keperluan lain, seperti diberikan ke orang lain.