Senin 27 Jan 2014 20:14 WIB

Warga Kampung Pulo Keluhkan Kotak Meteran Listrik PLN

Rep: c57/ Red: Nidia Zuraya
 Banjir masih menggenangi kawasan pemukiman di Kampung Pulo, Jakarta timur, Rabu (15/1).    (Republika/Prayogi)
Banjir masih menggenangi kawasan pemukiman di Kampung Pulo, Jakarta timur, Rabu (15/1). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JATINEGARA -- Warga RT 005, RW 02, Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur (Jaktim) tidak puas dengan pelayanan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pasalnya, percobaan penempatan meteran listrik di box model baru dinilai tidak efektif dan menyusahkan warga, serta petugas PLN sendiri.

Keluhan ini diungkapkan oleh Eri Hernayadi (44 tahun), Ketua RT 005, RW 02, Kampung Pulo. Menurutnya, meteran listrik yang dipasang di box sangat tidak efektif dan menyusahkan petugas PLN sendiri. Pasalnya, meteran listrik di tempat box itu terlalu tinggi untuk dipantau petugas PLN tanpa menggunakan tangga.

"Harapan saya, meteran listrik di box itu dapat dikembalikan ke rumah masing-masing warga. Box yang besar itu juga mengganggu pemandangan warga," tutur Eri saat diwawancarai pada Senin (27/1).

Meteran listrik di box itu, lanjutnya, sangat mengganggu lingkungan warga di RT-nya. Apalagi Kampung Pulo itu wilayah banjir tahunan, jadi box-box listrik itu sangat mengganggu proses evakuasi warga Kampung Pulo di sejumlah RT. "Sewaktu awal banjir di Kampung Pulo pada Senin (13/1), proses evakuasi warga sangat terganggu dengan kabel-kabel meteran listrik yang berjuntai itu," tutur Eri.

 

Bahkan, jelasnya, kabel-kabel dari box meteran listrik itu sempat terputus akibat ketarik-tarik oleh perahu yang digunakan untuk mengevakuasi warga. "Bayangkan kalau saat itu listrik masih hidup dan ada kabel yang putus saat evakuasi warga, pasti warga kami kena setrum kan?," tegas Eri dengan wajah kesal.

Pihaknya, lanjut Eri, telah meminta PLN untuk segera mengembalikan meteran listrik ke rumah maasing-masing warga, bahkan ia telah mengadukan persoalan ini ke RW dan Kelurahan. Jawaban dari pihak RW, nanti akan ditindalkanjuti oleh PLN.

Eri juga sempat menunjukkan kabel-kabel listrik yang putus akibat ketarik perahu saat proses evaluasi warga. Tapi, sampai saat ini tidak ada perbaikan terhadap kabel yang putus itu. Pihak PLN, sambungnya, berjanji untuk mengirimkan teknisinya segera untuk memperbaiki kabel yang putus itu.

Saat ini kabel box listrik memang masih putus. Listriknya juga tidak menyala karena gardu listrik di Sekolah Santa Maria, Jalan Jatinegara Barat, dalam kondisi mati. Sedangkan box listrik di sebelah kanan dan kirinya dalam kondisi menyala, karena berbeda gardu listriknya.

"Bayangkan, kalau tiba-tiba gardu listrik di sekolah Santa Maria dinyalakan, jelas berbahaya bagi warga saya. Mereka bisa kena setrum," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement