Senin 27 Jan 2014 22:10 WIB

Sekolah Ini Bakal Dirombak Jadi Rusun

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Julkifli Marbun
Warga mengangkut kasur dari Pemprov DKI saat tiba di Rusun Pinus Elok, Jakarta Timur, Selasa (1/10).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Warga mengangkut kasur dari Pemprov DKI saat tiba di Rusun Pinus Elok, Jakarta Timur, Selasa (1/10). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali mengunjungi warga yang menjadi korban banjir. Kali ini, orang nomor satu di DKI itu menyambangi SDN 09 Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan yang dijadikan sebagai lokasi pengungsian, Senin (27/1).

Saat tiba di lokasi, Jokowi disambut pemandangan lapangan sekolah yang becek oleh tanah merah. Sambil memandang bangunan sekolah yang sudah kusam, dia menelpon Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta Yonathan Pasodung.

"Tolong cek SD 09 Pengadegan. Ini bisa untuk dipakai tiga rusun," kata Jokowi melalui sambungan telepon.

Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan, sekolah tersebut memang sudah masuk dalam rencana pembangunan rumah susun di tahun ini. Sebab, sekolah yang memiliki luas 2700 meter persegi itu sudah tidak lagi digunakan untuk kegiatan belajar mengajar sejak lama.

Menurut Jokowi, di lokasi tersebut akan dibangun tiga blok rusun. Satu rusun terdiri dari 96 unit. Sama seperti rusun lainnya, lanjut dia, rusun Pengadegan ini juga akan memiliki fasilitas umum berupa pasar di dalamnya.

Dia mengatakan, pembangunan tiga blok rusun akan memakan waktu delapan bulan. "Harus dibangun sekarang dan diselesaikan sebelum Desember," kata dia yang didampingi Wali Kota Jakarta Selatan Syamsuddin Noor.

Menurut Jokowi, sosialisasi pada warga yang akan terkena relokasi akan dilakukan begitu pembangunan rusun dimulai. Gubernur yang hobi blusukan itu optimistis, proses relokasi warga akan berlangsung dengan mudah.

"Kalau lagi banjir begini pasti mereka mau dipindah," ujarnya.  

Wakil Lurah Pangadegan Eko Prasetyo mengatakan, SDN 09 memang telah lama kosong. Menurut dia, kondisi sekolah yang jelek membuat tak ada siswa yang tak mau mendaftar di sekolah tersebut. Sehingga, saat ini sekolah dijadikan sebagai lokasi pengungsian.

Lebih lanjut dia menjelaskan, ada dua RW di wilayahnya yang terendam banjir. Sementara itu, tiga ribu warga hingga kini masih tinggal di posko pengungsian yang tersebar di gedung olahraga, kantor kelurahan, dan sekolah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement