Senin 27 Jan 2014 15:39 WIB

Masjid Mulai Dibenahi

Logo Dewan Masjid Indonesia
Logo Dewan Masjid Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pertiwi

DMI menjalankan program online untuk mengetahui kondisi masjid.

JAKARTA – Dewan Masjid Indonesia (DMI) melakukan pembenahan masjid secara menyeluruh. Langkah pertama ditempuh dengan mengoperasikan 50 mobil pemelihara akustik masjid yang diresmikan pada Ahad (26/1).

Ketua Umum DMI Jusuf Kalla mengatakan, kalau membangun masjid untuk shalat saja itu mudah. Tapi, sekarang bagaimana tempat ibadah tersebut berpengaruh baik bagi jamaahnya. “Itu yang perlu dilakukan, termasuk dengan memperbaiki sistem pengeras suaranya,” katanya.

Sebanyak 50 unit mobil pemeliharaan akustik masjid akan membantu mewujudkannya. Suara azan harus dapat didengar semua jamaah. Kalau sistem pengeras suara jelek, jamaah malah tidur saat shalat Jumat. “Kita bertanggung jawab atas itu,” ujar Kalla.

Idealnya, ada 100 mobil untuk membantu pemeliharaan dan pelatihan pemeliharaan akustik masjid di Indonesia. Kalla mengatakan, 50 mobil yang ada saat ini fokus pada kebersihan dan perbaikan fasilitas masjid untuk wilayah Jawa dan Bali.

Ini merupakan uji coba sebelum 50 unit mobil lainnya menyusul pada tahun ini juga. Kalla menghendaki pengelolaan masjid profesional. Karena itu, kata dia, jika hendak membangun masjid di suatu wilayah, kaji dulu apakah masjid yang terlebih dahulu ada telah berfungsi.

Jangan sampai, masjid baru dibangun, padahal masjid yang sudah ada tak berfungsi optimal. Kalla juga ingin pemeliharaan masjid bersifat kontinyu. Prosesnya bertahap, mulai masjid raya, masjid agung, hingga masjid di daerah-daerah. Dana yang dibutuhkan Rp 60 miliar per tahun.

DMI menargetkan perbaikan masjid dalam lima tahun dengan dana sekitar Rp 300 miliar. Kalla mengatakan, uang pemerintah bisa untuk membantu memelihara masjid. “Kalau bisa bangun masjid besar lagi, mengapa tak bisa untuk memelihara masjid lebih banyak?”

Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi DMI Rudiantara menjelaskan, pembenahan akustik masjid berlangsung di 800 masjid terlebih dahulu. Pada 2015 DMI menargetkan, dalam satu tahun 20 ribu masjid dapat ikut dalam pelatihan itu.

Pelatihan diikuti 800 orang di Jakarta, 200 orang di Bandung, dan 400 orang di Malang. Menurut Rudiantara, satu mobil mampu menata satu masjid per hari. “Dalam satu bulan, kami berharap ada 25 masjid yang kami tata,” katanya.

Ia mengungkapkan, data sensus BPS 2011 berdasarkan potensi desa, tercatat ada sekitar 250 ribu masjid dan 550 ribu mushala atau langgar. Tapi, kualitas masjid luas tanah status dan fasilitasnya tidak diketahui.

Dalam konteks ini, mobil pemelihara akustik bisa dimanfaatkan untuk mengumpulkan data tersebut, termasuk status tanah wakaf masjid. Misalnya, menara masjid yang memungkinkan disewakan kepada perusahaan telekomunikasi.

Kemungkinan lainnya, pemanfaatan masjid di waktu lengang antara Subuh dan Zhuhur untuk menimbang bayi. Dengan demikian, para ibu tak jauh-jauh ke puskesmas. Rudi menambahkan, selain mobil DMI sedang mengembangkan sistem online untuk mengidentifikasi masjid.

Lewat sistem ini, kondisi masjid terpantau. Pengurus masjid nantinya mendaftarkan masjidnya secara online. Mereka memberitahukan pula kondisi masjidnya ke DMI melalui internet. “Tidak ada cara tunggal yang mujarab, jadi kami lakukan semua upaya.”

Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengapresiasi pembenahan masjid yang pelan-pelan dilakukan DMI. Masjid memang harusnya tidak hanya jadi tempat sujud, tapi juga membawa resonansi sujud dalam perilaku sosial.

“Konsentrasi Rasulullah SAW bukan membangun masjid, tapi bagaimana masjid membangun manusia yang sujud di dalamnya,'' tutur Nasaruddin. Ia berharap, DMI kelak menggulirkan program lain yang bermanfaat bagi umat Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement