Senin 27 Jan 2014 14:34 WIB

Nelayan Sukabumi Mulai Kembali Melaut

  Sejumlah nelayan yang tidak dapat melaut akibat cuaca buruk, memperbaiki jaring di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Senin (13/1).   (Republika/Edi Yusuf)
Sejumlah nelayan yang tidak dapat melaut akibat cuaca buruk, memperbaiki jaring di Pantai Jayanti, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Senin (13/1). (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pascacuaca buruk yang terjadi dalam dua bulan terakhir, nelayan di Kabupaten Sukabumi mulai kembali melaut. Cuaca sudah mulai membaik dan gelombang relatif rendah.

"Saat ini sudah sekitar 50 persen lebih nelayan yang kembali melaut, saat puncak cuaca buruk dengan ditandakan datangnya angin barat hanya sekitar 20 persen saja yang melaut karena terkendala cuaca dan minimnya hasil tangkapan," kata Kepala Bidang Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi, Ayom Budi Prabowo kepada pers, Senin.

Walaupun nelayan sudah kembali melaut, tetapi hasil tangkapan ikan masih minim atau kurang dari setengahnya jika dibandingkan dengan kondisi normal yang bisa mencapai 20 ton setiap harinya.

Minimnya produksi ikan di laut ini karena masih berada musim paceklik yang diprediksi akan terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Tapi diharapkan masa paceklik ikan ini tidak berlangsung lama, karena nelayan sudah lama menganggur karena cuaca buruk yang mempengaruhi terhadap pasokan ikan laut segar.

"Untuk memenuhi persediaan kami juga mengimbau kepada nelayan bisa memanfaatkan waktu saat cuaca tengah normal, karena saat ini cuaca masih bisa berubah, dari pantauan kami gelombang saat ini ketinggiannya hanya berkisar satu meter kecuali jika keluar Teluk Palabuhanratu," tambahnya.

Di sisi lain, untuk tahun ini pihaknya menargetkan produksi ikan laut segar sebanyak 8 ribu ton dan yakin akan tercapai walaupun saat ini produksi ikan minim."Ini baru awal tahun dan masih ada 11 bulan lagi untuk menggenjot produksi ikan laut segar," kata Ayom.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement