Sabtu 25 Jan 2014 12:47 WIB

Akibat Banjir, Harga Tempe Meroket

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Maman Sudiaman
Tempe
Tempe

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Banjir yang merendam Kabupaten Indramayu sejak sepekan terakhir, membuat produksi dan distribusi tempe menjadi terhambat. Akibatnya, harga tempe meroket.

Di Pasar Baru Indramayu, Sabtu (25/1), harga tempe yang semula Rp 3 ribu per potong, kini menjadi Rp 5 ribu per potong. ''Sejak banjir minggu lalu, harga tempe dari produsennya naik,'' ujar seorang pedagang tempe, Deni.

Selain harganya yang naik, lanjut Deni, pasokan tempe dari produsen juga berkurang. Berdasarkan penjelasan dari produsen, produksi tempe terhambat akibat banjir dan hujan deras yang terus mengguyur sejak sepekan yang lalu.

Seorang pedagang tempe lainnya, Sarih, mengungkapkan, kenaikan harga tempe itu selalu diprotes oleh para pelanggannya. Namun dia mengaku tidak bisa berbuat apa-apa karena kenaikan itu berasal dari produsennya.

Sementara itu, kenaikan harga tempe di pasaran juga berimbas pada naiknya harga gorengan tempe. Seperti di warung gorengan di Kelurahan Margadadi, tempe goreng yang semula Rp 500 per potong kini menjadi Rp 1.000 per potong.

''Saya rugi kalau tidak menaikkan harga tempe goreng karena tempe di pasar juga harganya naik,'' tutur seorang pedagang tempe goreng, Emoh.

Selain tempe, banjir juga membuat semua jenis sayuran mengalami kenaikan harga.

Seperti diketahui, seluruh kecamatan di Kabupaten Indramayu terendam banjir sejak sepekan yang lalu. Selain merendam ribuan rumah warga, sawah, tambak, sarana pendidikan dan ibadah, banjir juga merendam jalur pantura yang menyebabkan distribusi barang menjadi terhambat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement